Rasanya
sekarang, aku ingin menutup kedua mataku sebentar. Aku sangat lelah, tapi aku
tidak bisa tidur. Mimpi itu, aku takut mimpi itu datang lagi kedalam mimpiku.
Setiap malam aku terus memeluk
kris dan menangis dalam diam di pelukannya.
Mimpi
ku sangat mengerikan, sesuatu yang tidak ku kehendaki. Sesuatu yang akan
terjadi di masa depan. Aku tidak tau kapan itu pastinya akan terjadi. Mungkin
besok, minggu depan atau mungkin saja hari ini. aku belum bisa pahami kekuatan
ku dengan jelas. Memastikan waktu dari mimpi ku kapan akan terjadi itu masih
dari luar jangkauan ku.
Ku
pandangi sosok namja yang tengah tertidur pulas. Ku coba mengubah posisiku dan
mencoba menyentuhnya. Pertama ku sentuh rambutnya yang tertiup angin, rambut
ini tidak pernah berubah sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Kini
sentuhan ku turun ke wajahnya,perlahan ku sentuh matanya, hidungnya, dan
bibirnya. Sentuhan ku terhenti saat di dadanya. Coba mendekat dan meletakkan
kuping ku di dada bidangnya. Terdengar suara detak jantung yang begitu jelas di
telinga ku.
“kris”
gumamku pelan.
Ku
coba meneruskan kegiatan ku dari dada bidangnya ke tangannya. Ku tarik tangan kanannya dan
mengarah ke pipiku.
‘hangat’
Ku
coba memejamkan kedua mata, tapi terlihat bayangan-bayangan seorang namja dalam
situasi yang mengerikan. Aku terus menutup mataku dan menyaksikan
sekilas-sekilas peristiwa yang ku ketahui akan terjadi. Ku tekan erat tangan
kanannya menyentuh pipiku.
“kris”
gumamku kembali.
Tanpa
ku sadari, kedua pipiku basah. Kenapa aku mendapatkan kekuatan seperti ini?
kenapa harus aku yang pertama kali menyaksikan ini? dan kenapa harus sosok
namja yang familiar itu yang harus ku saksikan? Kenapa dia? Wae?
“linka”
Terdengar
seperti bisikan di telingaku yang membuat kegiatan ku terhenti. Walau masih
sedikit kabur akibat air mata setidaknya bisa ku lihat sosok namja yang tadinya
tertidur pulas menjadi duduk memandang ku dengan tatapan heran.
“neo
gwechana, chagi?” Tanya nya lembut.
Aku
terdiam, bagaimana bisa aku mengatakan yang sebenarnya tentang barusan ku
lihat.
“apa
yang kau lihat?”
Aku
terdiam dan kembali menangis.
“li-linka.
Ka-kau kenapa chagi? Wae-yo? Uljima” ucapnya memelukku erat.
“uussttt…
chagi-ya, wae yo? Kau bisa cerita padaku”
Aku
masih terdiam dalam tangis.
“linka-ya.
Apa kekuatan mu menunjukan sesuatau yang tidak ingin kau lihat?”
Aku
masih terdiam.
“apa
ingatan itu membuat mu sedih?”
Aku
mulai mengangguk lemah.
“apa
kau mau cerita?”
Aku
terdiam kembali dan semakin menguatkan pelukannya.
“araseo,
aku tidak memaksa. Tapi jika kau ingin cerita, maka ceritalah kepada ku”
Aku
mengangguk kembali.
‘maafkan aku kris’
*linka
prov end*
*kris
prov*
Ku
peluk sosok wanita yang ku cintai ini. terasa sedikit sakit mendengar
tangisannya, aku begitu miris melihatnya seperti ini. tidak bisakah dia
tersenyum dan tertawa seperti biasanya. pemandangan ini tidak ku sukai.
Apa
ada yang mengganggu nya? Apa ada yang melukainya? Yang pasti ingatan nya itu
adalah sesuatu yang sangat mengacaukan perasaannya. Ku coba mengganti suasana
ini menjadi lebih santai. Tapi ini salah, aku mengambil langkah yang salah. Karena
sekarang, linka sedang mengisap darah ku
dengan nikmat.
Tercium
aroma darah ku yang sedikit mengalir keluar dari bibirnya.
“linka”
ucapku lirih.
Dia
terus mengisap darahku.
“linka”
gumamku
Dia
mulai mengendurkan gigitannya.
“ne,
kris”
Ku
perhatikan wajahnya dengan seksama, perlahan ku coba mendekatkan wajahnya untuk
ku lihat. tampak dari sudut bibirnya darahku yang masih mengalir. Dengan pelan,
ku sapu darah tersebut dengan bibirku.
“kris”
lirihnya memegang pundakku, saat merasakan sensasi dari ku.
Ku
terus tak berkutat dari bibirnya, tapi..
DEG’
Terasa
sedikit aroma akan kehadiran seseorang di ruangan ini. ku lihat wajah linka pun
memberikan pertanyaan yang dapat ku mengerti.
‘apa ada orang lain disini?’
Tanpa
harus ku cari tau, aroma ini sudah sangat ku kenal. Siapa lagi kalau bukan..
“sica”
gumamku melihat sosok tersebut tengah berdiri tak jauh dari ku.
*sica
prov*
Ku
lihat kegiatan mereka yang semakin lama membuat ku muak. Aku tidak tahan
melihatnya, kegiatan mereka harus dihentikan.
“sica”
panggil seorang namja melihat ku berdiri.
Ku
perhatikan seorang wanita yang tadinya duduk di pangkuan kris kini turun dan
berdiri melihat ku.
“apa
yang kau lakukan disini sica?”
“kau
penasaran linka?”
Ku
lihat kedua matanya membulat dan tidak bergeming.
“hentikan
semua ini sica”
“kau
tidak ada hak untuk bicara linka”
“sica,
ku mohon”
“mengemislah
padaku linka, tapi kurasa itu membuang tenaga mu saja”
Kini
ku coba berdiri tepat dihadapan kris, dia masih tetap sama melihat ku tepat di
kedua mataku. Tidak ada ekspresi, tidak ada pergerakan yang kuat. sudah ku
pastikan dia tidak menggunakan kekuatannya.
“ku
beri kau dua pilihan kris”
Dia
masih terdiam.
“kau
ikut aku keruang suci sekarang dan wanita mu tetap hidup ATAU kau tetap disini
tidak menuruti ku dan wanita mu akan menemukan waktu kematiannya”
Dengan
perlahan kris berdiri dan keluar dari ruangan ini.
“good
boy” gumamku pelan melihatnya perlahan keluar dari kamar ini.
“dan
kau linka, ada yang ingin di sampaikan kepadaku sekarang?”
“sica,
kau tidak tau apa pun tentang nya”
“aku
tau”
“mata
mu hanya di butakan dengan keEGOisan. Di kepalamu hanya tentang pembalasan
tentang kesakitan mu. Kau tau apa ujung dari perbuatan mu sakarang?”
“aku
tidak perduli”
“bukan
hanya ku sica, bukan hanya aku yang akan juga hancur jika dia mati.”
“apa
maksud mu?”
“tapi
semua yang ada disini. Termasuk KAU”
“HENTIKAN!!!
Ocehan mu itu tidak akan berpengaruh padaku”
Dengan
cepat aku keluar dari ruangan ini menuju tempat pembantaian ku sekarang.
‘ruang suci’
CIIIIIEETTT
Ku
buka pintu ini secara pelan, tampak sosok namja yang berdiri tepat di
tengah-tengah lingkaran ritual suci.
“ternyata
kau penurut kris”
“bukankah
ini yang kau mau?”
“tapi
belum terlambat kris, kau masih bisa hidup dengan memilih ku bukan linka”
“lakukan
apa yang ingin kau lakukan sica”
“kris”
“jangan
buat semua ini sia-sia”
“KRIS!!!!!!”
“jawaban
ku tetap sama, jangan memaksa”
“kris,
pilihlah aku”
“cepat
lakukan”
“baiklah
jika itu jawaban mu”
Perlahan
lilin-lilin di ruangan ini hidup, kris membuka baju nya. Tapi ada yang aneh.
DEG’
Tubuhnya.
Kedua
mataku membulat. Apa ini ? kenapa tanda itu ada di tubuhnya. Kris jangan bilang
kalau kau?
“kris?”
Tobe continue
0 komentar:
Posting Komentar