RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Red Rose (Chapter 16)



*linka prov*
Rasanya sekarang, aku ingin menutup kedua mataku sebentar. Aku sangat lelah, tapi aku tidak bisa tidur. Mimpi itu, aku takut mimpi itu datang lagi kedalam mimpiku. Setiap malam aku terus memeluk 
kris dan menangis dalam diam di pelukannya.

Mimpi ku sangat mengerikan, sesuatu yang tidak ku kehendaki. Sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Aku tidak tau kapan itu pastinya akan terjadi. Mungkin besok, minggu depan atau mungkin saja hari ini. aku belum bisa pahami kekuatan ku dengan jelas. Memastikan waktu dari mimpi ku kapan akan terjadi itu masih dari luar jangkauan ku.

Ku pandangi sosok namja yang tengah tertidur pulas. Ku coba mengubah posisiku dan mencoba menyentuhnya. Pertama ku sentuh rambutnya yang tertiup angin, rambut ini tidak pernah berubah sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Kini sentuhan ku turun ke wajahnya,perlahan ku sentuh matanya, hidungnya, dan bibirnya. Sentuhan ku terhenti saat di dadanya. Coba mendekat dan meletakkan kuping ku di dada bidangnya. Terdengar suara detak jantung yang begitu jelas di telinga ku.

“kris” gumamku pelan.

Ku coba meneruskan kegiatan ku dari dada bidangnya  ke tangannya. Ku tarik tangan kanannya dan mengarah ke pipiku.

‘hangat’

Ku coba memejamkan kedua mata, tapi terlihat bayangan-bayangan seorang namja dalam situasi yang mengerikan. Aku terus menutup mataku dan menyaksikan sekilas-sekilas peristiwa yang ku ketahui akan terjadi. Ku tekan erat tangan kanannya menyentuh pipiku.

“kris” gumamku kembali.

Tanpa ku sadari, kedua pipiku basah. Kenapa aku mendapatkan kekuatan seperti ini? kenapa harus aku yang pertama kali menyaksikan ini? dan kenapa harus sosok namja yang familiar itu yang harus ku saksikan? Kenapa dia? Wae?

“linka”

Terdengar seperti bisikan di telingaku yang membuat kegiatan ku terhenti. Walau masih sedikit kabur akibat air mata setidaknya bisa ku lihat sosok namja yang tadinya tertidur pulas menjadi duduk memandang ku dengan tatapan heran.

“neo gwechana, chagi?” Tanya nya lembut.

Aku terdiam, bagaimana bisa aku mengatakan yang sebenarnya tentang barusan ku lihat.

“apa yang kau lihat?”

Aku terdiam dan kembali menangis.

“li-linka. Ka-kau kenapa chagi? Wae-yo? Uljima” ucapnya memelukku erat.
“uussttt… chagi-ya, wae yo? Kau bisa cerita padaku”

Aku masih terdiam dalam tangis.

“linka-ya. Apa kekuatan mu menunjukan sesuatau yang tidak ingin kau lihat?”

Aku masih terdiam.

“apa ingatan itu membuat mu sedih?”

Aku mulai mengangguk lemah.

“apa kau mau cerita?”

Aku terdiam kembali dan semakin menguatkan pelukannya.

“araseo, aku tidak memaksa. Tapi jika kau ingin cerita, maka ceritalah kepada ku”

Aku mengangguk kembali.

‘maafkan aku kris’
 *linka prov end*




*kris prov*
Ku peluk sosok wanita yang ku cintai ini. terasa sedikit sakit mendengar tangisannya, aku begitu miris melihatnya seperti ini. tidak bisakah dia tersenyum dan tertawa seperti biasanya. pemandangan ini tidak ku sukai.

Apa ada yang mengganggu nya? Apa ada yang melukainya? Yang pasti ingatan nya itu adalah sesuatu yang sangat mengacaukan perasaannya. Ku coba mengganti suasana ini menjadi lebih santai. Tapi ini salah, aku mengambil langkah yang salah. Karena sekarang, linka sedang mengisap darah ku 
dengan nikmat.

Tercium aroma darah ku yang sedikit mengalir keluar dari bibirnya.

“linka” ucapku lirih.

Dia terus mengisap darahku.

“linka” gumamku

Dia mulai mengendurkan gigitannya.

“ne, kris”

Ku perhatikan wajahnya dengan seksama, perlahan ku coba mendekatkan wajahnya untuk ku lihat. tampak dari sudut bibirnya darahku yang masih mengalir. Dengan pelan, ku sapu darah tersebut dengan bibirku.

“kris” lirihnya memegang pundakku, saat merasakan sensasi dari ku.

Ku terus tak berkutat dari bibirnya, tapi..

DEG’

Terasa sedikit aroma akan kehadiran seseorang di ruangan ini. ku lihat wajah linka pun memberikan pertanyaan yang dapat ku mengerti.

apa ada orang lain disini?’

Tanpa harus ku cari tau, aroma ini sudah sangat ku kenal. Siapa lagi kalau bukan..

“sica” gumamku melihat sosok tersebut tengah berdiri tak jauh dari ku.




*sica prov*
Ku lihat kegiatan mereka yang semakin lama membuat ku muak. Aku tidak tahan melihatnya, kegiatan mereka harus dihentikan.

“sica” panggil seorang namja melihat ku berdiri.

Ku perhatikan seorang wanita yang tadinya duduk di pangkuan kris kini turun dan berdiri melihat ku.

“apa yang kau lakukan disini sica?”
 “kau penasaran linka?”

Ku lihat kedua matanya membulat dan tidak bergeming.

“hentikan semua ini sica”
“kau tidak ada hak untuk bicara linka”
“sica, ku mohon”
“mengemislah padaku linka, tapi kurasa itu membuang tenaga mu saja”

Kini ku coba berdiri tepat dihadapan kris, dia masih tetap sama melihat ku tepat di kedua mataku. Tidak ada ekspresi, tidak ada pergerakan yang kuat. sudah ku pastikan dia tidak menggunakan kekuatannya.

“ku beri kau dua pilihan kris”

Dia masih terdiam.

“kau ikut aku keruang suci sekarang dan wanita mu tetap hidup ATAU kau tetap disini tidak menuruti ku dan wanita mu akan menemukan waktu kematiannya”

Dengan perlahan kris berdiri dan keluar dari ruangan ini.

“good boy” gumamku pelan melihatnya perlahan keluar dari kamar ini.
“dan kau linka, ada yang ingin di sampaikan kepadaku sekarang?”
“sica, kau tidak tau apa pun tentang nya”
“aku tau”
“mata mu hanya di butakan dengan keEGOisan. Di kepalamu hanya tentang pembalasan tentang kesakitan mu. Kau tau apa ujung dari perbuatan mu sakarang?”
“aku tidak perduli”
“bukan hanya ku sica, bukan hanya aku yang akan juga hancur jika dia mati.”
“apa maksud mu?”
“tapi semua yang ada disini. Termasuk KAU”
“HENTIKAN!!! Ocehan mu itu tidak akan berpengaruh padaku”

Dengan cepat aku keluar dari ruangan ini menuju tempat pembantaian ku sekarang.

ruang suci’

CIIIIIEETTT

Ku buka pintu ini secara pelan, tampak sosok namja yang berdiri tepat di tengah-tengah lingkaran ritual suci.

“ternyata kau penurut kris”
“bukankah ini yang kau mau?”
“tapi belum terlambat kris, kau masih bisa hidup dengan memilih ku bukan linka”
“lakukan apa yang ingin kau lakukan sica”
“kris”
“jangan buat semua ini sia-sia”
“KRIS!!!!!!”
“jawaban ku tetap sama, jangan memaksa”
“kris, pilihlah aku”
“cepat lakukan”
“baiklah jika itu jawaban mu”

Perlahan lilin-lilin di ruangan ini hidup, kris membuka baju nya. Tapi ada yang aneh.

DEG’

Tubuhnya.

Kedua mataku membulat. Apa ini ? kenapa tanda itu ada di tubuhnya. Kris jangan bilang kalau kau?

“kris?”
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar