RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Red Rose (chapter 17 - END)



Lututku melemas, memandang sosok namja di hadapan ku.

“kris, kau?”
“kau tau sekarang? Lakukan lah apa yang ingin kau lakukan”

Terdapat banyak sekali, tanda sayatan di tubuhnya.

“apa itu sakit?” Tanya ku sedikit lirih
“kau bertanya?”
“kris, kenapa kau tidak cerita padaku kalau kau”
“kurasa ini tidak harus ku ceritakan”
“apa linka tau”
“tentu saja, sudah seharus nya dia tau.”
“bagaimana bisa ini terjadi”


__ FLASHBACK __

Aku adalah anak tertua di keluarga, tapi aku dalah satu-satunya memiliki tubuh terkuat dari semua adik-adik ku. mereka cukup lemah, terkadang setiap tahun salah satu adik ku mati akibat kondisi tubuhnya.termasuk adik ku tercinta.

kai’

Dia yang paling ku sayang, tapi aku telat menolongnya. Hingga dia mati. Setelah kejadian menyakitkan itu aku berjanji di ruangn suci ini akan menolong mereka dan tidak akan yang mati lagi dari keluarga ku.

Dengan cara mengorbankan.

tubuh ku sebagai tumbal, termasuk darah yang akan ku tumpahkan setap harinya’

Sejak kejadian itu, TAO lahir di dunia ini. dan dia sangat ku sayangi setelah kai. Tapi tubuhku tidak bertahan lama, sayatan-sayatan yang semakin lama semakin bertambah ini juga membutuh kan darah pemulihan.

Di dunia ini, tidak banyak memiliki darah pemulihan  yang cocok untukku. Tapi aku menemukanya, darah pemulihan yang cocok untukku. Dari awal aku sudah mengetahuinya. Tapi semakin lama ku mencari tahu tentangnya, aku tidak hanya ingin dia menjadi sebagai pemulih ku. aku ingin lebih, lebih dari sekedar itu.

Hingga akhirnya dia menjadi milikku.

Dia..

linka’

Suatu hari aku butuh pemulihan sangat banyak, hingga akhirnya tubuh linka tidak bisa menahan kekuatan ku. membuat tubuhnya mengurus dan terlihat tua.

Eomma dan appa merencanakan memulihankan kondisi linka dengan memisahkannya dari ku cukup lama. Hingga pada akhirnya aku menjadi halflife dan bertemu dengan.

‘sica’

__ FALSHBACK (END) __




“jadi, kau tidak mencintai linka? Tapi kau membutuhkannya sebagai pemulihan?”
“tidak sica, awalnya ku pikir seperti itu. tapi ku rasa tidak untuk sekarang, tidak hanya sekedar butuh. Tapi aku menCINTAi nya”

“kau bohong kris”

“tidak sica, aku mencintainya”
“tapi dia tidak”

“dia berbohong, dia selalu mengatakan dia tidak mencintai ku. tapi selama ini dia selalu berusaha 
membuat ku tetap hidup, dia berusaha membuat ku tetap tertawa dan tersenyum, dia berusaha membuat ku tidak memikirkan kematian lagi”
“kris”
“tapi kurasa ini akhirnya, lakukanlah apa yang ingin kau lakukan sekarang. Maaf kan aku tidak bisa membalas perasan mu.”

“tidak adakah sedikit perasaan pun yang kau rasakan kepadaku kris?”
“ada, tapi itu bukan cinta yang kau harapkan”
“jadi apa?”
“itu kasih sayang seorang kakak kepada adiknya”
“aku tidak mau itu”

“tapi aku melakukannya”
“DIAM!!!!”

Ku lihat cairan bening dari lilin-lilin disini mulai menyelimuti tubuh kris. Ini adalah ritual kematian yang tida pernah di gunakan dalam keluarga ini. tapi aku melakukannya kepada orang yang ku cintai.

“kris”
“sedikit lagi akan selesai sica”
“kris”
“HENTIKAN!!” teriak seorang yeoja

DEG’

Dia?
 
jangan, jangan seperti ini.

“linka, apa yang kau lakukan disini. Pergilah” usirku
“hentikan semua ini sica”
“lihatlah sebentar lagi cairan itu akan menyelimuti tubuhnya. Dan semua akan berakhir”

Secara spontan linka mengambil sebuah lilin merah yang menjadi lilin utama dalam ritual ini.

“apa yang kau lakukan, jangan sentuh itu linka”

“beribu tahun sica, aku membuatnya tetap hidup. Beribu tahun aku menjadi pemulihan untuk 
melihatnya tetap bernafas setiap hari. Aku ketakutan setiap malam kalau saja kedua mata itu, ya mata kris tidak terbuka lagi di pagi hari. aku takut. Dan sekarang kau akan membuat ketakutan ku itu muncul. Maka bukan ini jalan yang benar”

Perlahan ku lihat cairan yang sudah membungkam kris kini turun tidak menyelimutinya lagi. Tapi beralih ke linka.

“hentikan linka, sebentar lagi akan bulan purnama. Dan semuanya akan selesai”
“tidak akan sica, aku tidak akan maembuat rencana mu semudah itu”
“hentikan, linka. Bukan kau ingin ku bunuh tapi namja itu. KRIS”
“jika pilihan mu kris, maka pilihan mu salah. Jika kau harap kris yang mati tapi semua itu akan menjadi AKU”

Perlahan saat bulan pernama menampakkan cahayanya. Linka menjatuhkan lilin tersebut dari kepalanya dan membuat caira tersebut menyelimuti seluruh tubuhnya. Terlihat kobaran-kobaran api yang datang dari lantai membuat lingkaran menutupi jalan linka.

“andwe… andwe, linka” teriak kris

Terlihat linka masih memandang kris.

“sica, kau. Apa yang kau lakukan? Bukanya kau bilang akan membunuh ku tapi kenapa linka? Wae?”
 Teriak kris di hadapan ku
“dia yang memilih ini semua”

DEG’

Terasa sedikit sakit di bagian perut ku saat kris mulai merapatkan tubuhnya. Tercium aroma darah yang keluar dari bibirku, sekarang aku tau apa yang di lakukan kris. Dia mulai mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga ku.

“bukan itu yang harus kau lakukan sica, maka sekarang kau yang pantas mati”


*kris prov*
Perlahan ku kelurkan tangan ku yang sudah menyobek-nyobek perut seorang wanita yang sering ku sebut sica. Terlihat darahnya yang keluar dari bibir dan bagian perutnya. Hingga pada akhirnya tubuhnya tak berwujud lagi dan  habis di telan cairan bening ruang suci ini.

Perlahan aku berbalik, tampak sosok wanita yang ku cintai berbalut api tengah tersenyum memandang ku.

“linka”
“gomawo kris”
“ani linka, kajjima. Tetaplah disini, biarkan aku yang melakukannya”

Dia menggeleng pelan kepalanya.

“linka, cukup sampai disini pekerjaan mu. Jangan lakukan lagi, jangan lindungi aku lagi. Aku tidak mau hidup. Aku tidak mau”
“kris”

“LINKA !!!”
“kris”

“ANDWE LINKA, ANDWE!!! Wae LINKA WAE!!! Aku yang harusnya mati kenapa kau?”
“karena aku.. MENCINTAI MU” lirihnya terakhir

“LINKA, LINKA. LINKA !!!!!” teriakku melihat tubuhnya kini berbalut hingga tidak berbentuk lagi.
“linka” lirih ku saat api tersebut padam dan meninggalkan sedikit abu.

“linka” ucapku lemah

Ruangan ini dengan cepat kembali seperti semula. Lilin-lilin yang redup cairan yang kembali kedapan lilin tersebut seperti tidak pernah di gunakan. Dan bulan purnama itu juga kembali seperti bulan biasa.

“apa rencana mu?” ucapku lirih.

Teringat aku masih memeluknya, masih menyeka tangisnya. Aku masih menggenggam tangannya, dan aku masih melihatnya terjaga saat ku terbangun.

“kris”

Ku coba melihat kebelakang tampak beberapa orang yang familiar memandang ku nanar.

“eomma”
“hyung”

“tao”
“kris”

“appa”
“kris”

Perlahan aku coba berdiri dan mulai menjauh dari mereka.

“kau mau kemana nak?”
“aku, aku akan mencari linka”
“kris”

Terasa sedikit basah di kedua pipiku dan sedikit sesak di dadaku. Aku tidak akan melihatnya lagi, wanita ku dimana dia?

“linka”

“kris, linka sudah-”
“aku akan pergi”
“mwo?”
“aku tidak akan tinggal disini lagi”

“tapi KRIS!!!”

Dengan sigap aku terbang keluar dari gerbang dan meninggalkan rumah ini, sosok pemulihan, sosok penumbalan, sosok-sosok itu tidak akan ku lihat lagi.

Begitu juga dengan AKU.

__ END __

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar