RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Memories (chapter 1)




Ku deret kembali koper yang ku bawa. Hari ini adalah hari dimana aku menempatkan kamar baru di asrama. Ku lihat kartu yang ku pegang.

“blog 3-N. no 94”

Dimana itu ?. Ku terus menelusuri setiap blog di lorong ini dan terhenti pada lorong paling ujung dan tersendiri. ‘Ini dia’ gumamku saat ku baca tulisan diatasnya. Tapi kenapa ruangan ku seperti terpojokkan? Sangat jauh dari jangkauan dari kamar-kamar lainnya.

CIIIEEETTTT.

“uhuk.. uhuk..uhuk..”

Ruangan ini terhias dengan debu-debu tebal dan barang-barangnya masih ditutup dengan kain putih memanjang menyentuh lantai.

“apa ini gudang?”

ku seret kedua kaki ku mendekat jendela. Ku colek kacanya menggunakan jemari telunjuk.

“berdebu” dengan perlahan tapi pasti ku buka kedua jendela ini.

BLUSSSSHHHH…..

Ku erjapkan kedua mataku yang terkena tiupan angin. Sedikit kelilipan ku gosok menggunakan tanganku menyentuh kedua mata ini. tapi betapa terkejutnya aku saat berbalik dan melihat ruangan ini. yang tadinya ruangan yang berdebu dan seperti gudang, sekarang menjadi…

“bersih?” gumamku mengedarkan pandangan kesekitar. Semua bendanya tertata rapi, dimulai dengan jam dinding dan beberapa lukisan tertera di dinding kamar ini. tak lupa dengan tempat tidur, lemari dan sebuah meja di lengkapi dengan sebuah kursi.

Ku kucek  mataku berulang kali. Dan menepuk pipiku “apa aku bermimpi?”
Tanpa mau mengambil pusing ku tarik kembali koper yang kubawa dan menutup pintu kamar. lemari ini juga aneh, lemarinya besar tapi pintunya cuman dua? Kesan kuno yang masih tertinggal.
Ku tata pakaian-pakaian ku dengan rapi tapi tangan ku terhenti saat menyentuh sebuah benda.

“apa ini?”

Ku tarik benda tersebut dan melihatnya dengan teliti.

“liontin?”

Dengan warna perak yang sedikit lusuh. Liontin ini menarik perhatianku. Tapi tunggu dulu ini punya siapa? Ku tutup kasar pintu lemari ini dan berlari menuju cermin. Ku lengketkan kedaerah leherku.
“apa bagus?”

pakailah….’

DEG’

“siapa itu?” Tanya ku saat sebuah suara menyeruak dikamar ku.
“pakai?” ulangku lagi seperti suara asing yang entah dari mana yang sukses berhasil mempengaruhiku.
“tidak ada salahnya” gumamku…

Ku buka pengaitnya dan mulai melilitnya dileherku. Dan pada aksi terakhir ku tutup dengan mengunci pengaitnya.

“selesai” gumamku.

Ku lihat cermin itu kembali. Liontin ini tampak indah dileherku, tapi tubuhku membeku saat ku lihat disampingku….

ini tidak mungkin..

Karena di sampingku…

 Memantulkan..

 bayangan yang lain…

“itu bukan aku”..

 Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar