RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Memories (chapter 3)




Ku ganti baju tersebut dengan pakaian kering. Masih bisa ku rasakan liontin ini masih bertengger di leherku.
Ini nyata atau mimpi?

“aakkkkhhh..” bisa gila aku memikirkannya. 

Tapi aku perlu bukti…

Ku tutup semua jendelaku dan mulai berdiri dihadapan cermin itu kembali. Ku pegang liontin tersebut dan mengarah kearah cermin. Dan benar saja kini liontin itu bersinar kembali dan menyelimutiku.
Ku buka dengan perlahan kedua mataku…

‘dimana ini?’ gumamku. Aku tidak berada di tempat yang sama lagi seperti semalam.
Kini aku berada di sebuah ruangan besar yang terhias dengan penuh lukisan-lukisan yang indah. Aku masih berdiri mematung tidak bergerak. Tapi saat ku ingin bergerak…

“jangan bergerak…”

Ku lihat kesekelilingku. Tidak ada orang, jadi siapa yang bicara?
Ku coba bergerak lagi..

“sedikit lagi.. jangan lah bergerak…”

Tunggu dulu… siapa yang bicara itu? dan ku akui sekarang aku takut. Apa itu hantu?

“selesai… nah sekarang kau boleh bergerak”

Ku lihat sesosok pria tengah tersenyum memandang kanvas dihadapannya.

“kau begitu cantik”

Wajahnya… masih tidak bisa ku lihat. kenapa posisinya selalu terkena cahaya. Itu sulit untukku melihat wajahnya.
Di putarnya kanvas dihadapannya menghadapku.

DEG’

Jadi..

Dia melukis..

“aku….”

Sungguh cantik. tapi tunggu dulu, itu wajah itu. bukan ..

“aku?”

Ku lihat pakian yag ku kenakan. Sudah berubah dan ku raba wajah ku. aku yang berdiri disini tapi kenapa aku berwujud yang lain?
Siapa sebenarnya aku? bukan, bukan aku. tapi siapa wanita ini?

BRRAAAKKK…

ku berlari keluar dari ruangan  ini. tapi kenapa aku berlari? Aku pun tak tau. Ku terus berlari dan terhenti pada sebuah pintu besar dan membukanya dengan seluruh tenagaku… kenapa pintu ini..

“berat..”

Saat ku buka, tubuhku mematung seketika. Saat terlihat jelas dihadapanku cairan merah berada dimana-mana. Orang-orang disini sudah tergeletak tak bernyawa dilantai. Ku sentuh pipi kananku.

“basah” ucapku saat cairan ini lolos begitu saja.

Aku menangis. Tapi kenapa?
Ku coba masuk dalam ruangan ini. dan..

BRRAAKKK

Pintu ini tertutup, ku coba mengetuk dan membuka kembali pintu ini tapi tidak bisa. Terasa aroma yang masuk dihidungku..

“amis”

Kucoba beranikan diri berjalan melewati mayat-mayat yang berada diruangan ini.

“to-tolong…” ucap seorang wanita di sampingku…

Ku coba merunduk dan mendekat padanya..

“nyonya… nyoya… anda masih hidup? Anda baik-baik saja? Aku akan menolongmu”

Ku coba berdiri dan menolongnya. tapi langkahku terhenti saat seseorang masuk….

BRRAAKK…

“hentikan..”

Ku lihat orang-orang dipintu mengerumuniku. Syukurlah ada bantuan yang datang…

“jatuhkan senjata mu”
“disini ada yang terluka”
“jangan sakiti dia”
“dia masih hidup”
“kami tidak akan kasar padamu..”

Apa yang mereka ucapkan? Ku lihat tubuhku di cermin besar di samping ku. sekarang aku mengerti maksud mereka. Aku.. ak-aku..

“pembunuh”

Dengan pisau berlumuran darah di tangan kiriku. Dan di lengkapi bajuku yang sudah berwarna merah akibat cairan merah yang ku bantai. Tapi kapan aku melakukannya? Dan sejak kapan pisau ini ada? Aku bukan pembunuh.

Mereka mulai mendekat.. dan mulai memegangiku yang meronta-ronta… ku lihat salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah benda kecil yang memiliki ujung yang runcing dan tajam. Dan menusukkannya disalah satu lenganku…

Ini membuatku pusing. Semuanya menjadi kunang-kunang dan GELAP..
Ku buka kembali kedua mataku… aku berada di posisi yang sama dan tempat yang sama…

“tempat tidur”

Ku lihat kembali kedalam cermin.. bajuku…. Tanganku…

“ini mustahil..”

Semuanya banyak.. terdapat banyak sekali bercak-bercaknya. Apa ini memang nyata? Ini sungguh sulit dipercaya. Karena di bajuku terdapat banyak..

“darah..”

Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar