RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

memories (Chapter 4)




Kini kedua lututku terasa lemas dan gemetar. Ada apa dengan ku? semua yang kulakuan dan semua kejadian itu seperti nyata. Tapi mengapa bukan aku yang berada disitu? Mengapa aku berubah menjadi orang lain?
Ku lihat sebuah lukisan dihadapanku.

“lukisan itu…”


DEG’

Wajah itu.. di lukisan itu…
Tunggu dulu, ku coba berdiri dan menarik lukisan tersebut. lukisan ini yang ada pada mimpi  tersebut. ku lihat inisial di ujung kiri bawah..

VR”

Inisial apa ini? apa ini namanya? Atau si pelukis?. Aku harus mencari tau. Aku harus kembali kedalam mimpi itu…

Kini ku coba berdiri kembali kedidepan cermin dan menunjukkan liontin tersebut. dan kembali lagi kini aku sudah berada di tempat yag berbeda.
Aku berada di sebuah…

“ruang tengah”

Aku tidak tau apa yang terjadi tapi terdapat 2 orang perempuan yang sama sepertiku. Merekaa berteriak dan menunjuk-nunjuk kearah ku. terakhir aku berlari lagi memasuki….

“kamar”

Tunggu dulu. Kamar ini tidak asing, ini kan kamar seperti yang ku tempati di asrama. Jadi asrama ini dulunya rumah wanita ini?

BRAAAKKKK…

Pintu ini ditutup kasar dan beralih kearah sebuah meja dekat jendela. Aku tau meja ini apalagi kursi yang ku tarik ini. aku seperti sudah di kendalikan atu seperti di tuntun harus melakukan ini. karena kedua tangan ku menarik laci meja dan mengeluarkan sebuah buku lusuh berwarna coklat.
Entah apa yang ku tulis. Tapi yang ku tau wanita ini sedang menulis sesuatu sambil menangis. Dan secepat mungkin meletakkannya lagi.

“risale…”

Siapa itu?

“risale..”

Ku lihat seorang pria mendekat padaku. Jadi wanita ini namanya.. ‘risale?’ dan dia….

“vian”

Oh, namanya vian. Sekarang sudah ada petunjuk sedikit untukku. Walau baru mengetahui namanya.
Kini mereka berdua berpelukan, walau sebenarnya aku bisa merasaknnya. Tapi sungguh mengesalkan bagiku sampai sekarang tidak bisa melihat wajah pria ini yang bernama vian.
Mereka bergandengan tangan berjalan melewati taman. Terdengar seperti bisikan vian yang menyuruhku berhenti. Karena tubuhku sekarang terhenti di tengah taman.

“risale..”

Suaranya.. aku bisa mendengarnya…
Walau kecil.. sangat kecil..

Seterusnya aku tidak bisa mendengarnya. Tapi dia terlihat berlutut dihadapanku dan mengeluarkan kotak kecil.

“aku mau…”

Tunggu dulu, kenapa aku berbicara seperti itu? memangnya pria ini bilang apa? Aku seperti orang budeg. Tapi bisa ku tebak dari interaksinya. Dia menyematkan cincin cantik di jemari manisku. Oh bukan jariku tapi jemari wanita ini resale..

(skip)
Tanganku di tarik paksa oleh seorang wanita yang ku ketahui marah-marah sambil menunjukku tadi di ruang tengah. kenapa dia?

Dia membuka sebuah ruangan dan menguncinya. Kini disinilah kami berdua. Dia meraung dan meronta sedangkan aku…. hanya diam tak bergerak. Wanita itu menghempaskan sebuah vas bunga besar dan menunjuk-nunjukkan jemari manisku yang terdapat cincin dari vian…

Apa dia menyukai vian? Apa mereka tidak suka hubungan resale dengan vian? Akhhh, aku hanya menebak-nebak. Tapi ada pergerakan aneh dari wanita ini. dia berjalan mundur sambil menangis dan berteriak. Dia berkata..

“RREESAALLEE……….. AKKHH…. TIDAAAAAKKKK”

Kenapa dia, aku tidak berbuat apa pun.

“RESAAALLEE…. AAAAAAKKKKKKKKKKHHHHHHH…”

Kenapa dia, hey ku mohon jangan gila. Aku tidak berbuat apapun. Menyentuhmu pun tidak.

“KU MOHOONNN JANGAN..”

DEG’

Tubuhnya…
Dia….

“jatuh”

Kenapa dia. Apa dia bunuh diri…  karena…

BRRAAAKK

“resale”

Terlihat seorang pria dan seorang wanita datang mendekat padaku. Wanita ini menunjukkan interaksi yang tidak senang. Karena dia..

PLAAAKKK..

“hentikan” ucap pria itu. dia mendekat dan memelukku.

“bu-bukan ak-aku” ucapku melemah
“teganya kau resale. Teganya.. ka-kau..”
“hentikan.. bukan dia. Bukan resale”
“kau, juga. Kenapa menolongnya. Apa kau buta, sudah jelaskan dia-“
“aku tau”

Ku lihat wajah wanita ini yang tidak senang dan pergi begitu saja…… kemudian pandanganku menjadi mundur… mundur dan mundur kembali pada aku membuka….

“AAAKKKHH..” ucapku membuka kedua mata.

Apa yang terjadi? Ku coba duduk dari tempat tidur dan berfikir…

DEG’

“buku” ucapku mengingat kejadian di mimpiku…

Ku coba mendekat kearah meja dan menarik lacinya…

“ada”

Ku keluarkan benda persegi, tebal dan lusuh ini. ku tiup bagian atasnya yang berdebu..

“uhuk.. uhuk…”

Ku tarik kursi disampingnya, dan mulai membukanya…

25 march, 1657
2 saudariku berteriak dan menunjuk-nujukku. Apa aku salah?
Mereka berkata dan aku tidak pernah dianggap kelahirannya di keluarga ini…
Aku sebagai wanita anak ke-3 dari keluarga ini. ayah menurunkan seluruh asetnya kepadaku. Kejadian itu… di meja makan pada pagi hari saat seluruh keluarga berkumpul dan mulai sok dengan ucapan sang ayah….”

Oh, jadi dia adalah ahli waris keluarga. Karena tidak sabar aku bembuka acak dan terhenti pada lembaran ke-empat..

12 may, 1657.
Kegilaan-kegilaan aneh mulai menyelimutiku. Setiap malam leherku seperti tercekik dan sulit untukku bernafas.
Mereka.. “family” melihatku terjatuh di ruang tengah saat acara pesta. Aku meringkuk kesakitan memegang leher dan meminta tolong. Rasanya begitu panas…
Tapi yang ku lihat adalah tawaan mereka, senyum dan tepuk tangan mereka. Tapi semua itu terhenti saat seorang pria datang dan menolong ku..
Dia…
VIAN”

“ekhem… ekhem…”

Ku coba menggaruk leherku dan kembali membaca.tapi semakin lama leherku terasa sakit  seperti tersumbat.
Tunggu dulu kenapa ini seperti resale. Aku kan…

BRRAAKKK

Ku terjatuh dari kursi dan meraung meminta tolong. Mata ku menjadi berkunang-kunang dan memerah.

“to-tolo-tolong..”

Ku lihat di sudut tempat tidurku. Seorang wanita memandangku miris… dia adalah..

“resale..”

Tobe continue...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar