‘apa dia yang melakukannya?’
“kris,
hentikan. Aku tidak bisa bergerak”
Sosok
namja yang ku panggil berjalan mendekat dan menatap ku sebentar. Ah, tidak.
Bukan hanya sebentar, cukup lama dia memandang ku hingga akhirnya dia
mengeluarkan suara dari bibirnya.
“jangan
sentuh wanita ku sica”
“apa?”
“wanita
ku”
“DIAM
LAH KRIS!”
“ini
akan sia-sia”
“sia-sia?
TIDAK! Aku belum mencobanya. kenapa harus sia-sia?”
“pilihan
ku tetap sama”
“aku
tidak minta jawaban mu sekarang, kris”
“tidak
sekarang, besok maupun kedepannya nanti. Jawaban ku tetap sama. berhentilah,
jangan seperti ini. sica”
“kris”
Tiba-tiba
tubuhku terjatuh kelantai, mataku sedikit mengkabur akibat cairan bening yang
lolos begitu saja dari kedua pelupuk mataku.
“kris”
lirih ku melihatnya pergi dengan wanita itu di sampingnya.
‘Tidak, tidak, tidak. Aku belum mencobanya.
SUMPAH KU akan terjalankan sekarang. Mengapa kau menghentikan ku kris?’
Aku
coba bangkit dan berlari. Ku cari sosok namja itu kembali, terlihat sunyi di
rumah saat ku keluar dari ruang suci tersebut.
‘aneh?’
“lian”
Panggil
ku saat melihat sosok wanita lewat begitu saja. Dia menoleh dan tidak mengeluarkan
sepatah kata dari bibirnya.
“hey
lian, kenapa rumah menjadi sunyi?”
Dia
masih terdiam
“lian, kau kenapa? Neo gwechana?”
“semuanya
tengah ritual di luar. Karena malam ini adalah malam purnama”
“purnama?”
“ne,
aku duluan ya. Tao oppa menunggu ku”
Ku coba
berjalan mendekati jendela, terlihat di luar rumah sangat ramai dengan wajah
yang sangat familiar untuk ku kenali semuanya. Mereka membentuk
lingkaran-lingkaran besar dan kecil sambil bergandengan tangan mengelilingi
sebuah api unggun yang sangat besar.
Ku
amati kegiatan mereka yang terus berputar kemudian beberapa saat mereka
berhenti dan membungkuk. Hingga selanjutnya seperti itu sampai api tersebut
padam. Tapi ada yang aneh dari pandangan ku.
‘dimana dia?’
Ku
amati satu persatu wajah mereka, tapi yang ku cari tidak terlihat. Apa dia
tidak mengikuti acara ini. kaki-kaki ku mulai melangkah pada sebuah ruangan
yang sudah lama tidak ku masuki. Dengan berani ku masuki ruangan ini tanpa
takut. Terasa angin sepoi-sepoi yang masuk melalui jendela.
DEG’
Darah
ku berdesir hebat saat mendengar sebuah suara dan aroma memikat.
‘darah?’
Tapi
suara apa itu? kenapa ada aroma darah di ruangan ini?. kaki-kakiku memasuki
ruangan ini lebih dalam. Aku sangat penasaran apa yang tengah terjadi, jika
insting ku benar. Sosok yang ku cari ada dalam ruangan ini.
Tapi..
Bersama…
“linka?”
gumamku pelan.
Apa
seharusnya reaksi ku sekarang? . senang? Sedih? Marah? Acuh? atau apa?. aku
bingung, tapi yang pastinya hati ku sakit. Sangat sakit, terasa seperti di
jepit dan di timpa ribuan ton benda berat. Suara ku tercekat. Rasanya sulit
bagiku untuk bernafas sekarang. Seketika kedua lututku lemas melihat
pemandangan yang tidak ingin ku lihat.
“kris?”
‘wae?’
Tobe continue
0 komentar:
Posting Komentar