“kosong” gumamku melihat bangku
tersebut.
Kemana dia?
“hei” sapa seseorang menepuk
pundakku.
“ahk,tao”
“hk,kris”
“…”
“ngapain disini?”
“maunya?”
“eh.. kok Tanya balik.”
“jadi?”
“kamu ”
“apa nya?”
“ya itu”
“apa?”
“itu”
“apa?”
“ahk.. lama-lama gila aku bicara sama
kamu kris.”
“syukur “
“eh.. kok syukur”
“kamu ngapain disini”
“ngapain ya?”
“pikun”
“lupa ”
“ujur”
“kejam amet kamu kris”
“luan ya”
“eh.. kris.. kris”
Ku
masukkan kedua tangan ku kedalam saku. Dan mulai melangkahkan kaki menjauh dari
ruangan tersebut.
(skip)
ku coba masuk kedalam ruangan terkutuk ini dan mulai mengedarkan pandangan keseluruh ruangan.
“sudah saat nya” gumamku
ku raih tas yang familiar bagiku dan mencoba meraihnya keluar dari ruangan ini.
BRRRAAAKKKK.
Ku tutup pintu ruangan ini sekuat
tenaga. dan memutarkan benda kecil yang lengket disana pada putaran terakhir.
CKLEK
“selesai” gumamku kembali.
kini ku langkahkan kaki ku menuju jendela ruangan ini. bisa kulihat tatapan mata mereka yang penuh tanda Tanya yang tiada guna, atau pertanyaan yang seperti orang tiada dosa. Aku terus berdiri di didepan jendela sampai salah satu dari mereka mulai ….
Drrttt..drrttt
“yoboseo” ucapku
“kris.. apa yang kau lakukan?”
“menurut mu?”
Ku lihat tubuhnya lari ke pintu.
Dia mencoba membukanya dan mendobrak pintu tersebut untuk dibuka.
“kenapa kau mengunci kami kris”
“….”
“hei, teman. Kau kenapa?”
“teman?”
“ya.. kau kan teman ku.. teman
kami”
“siapa?”
“ya kau”
“siapa?”
“ya kau kris”
“kris?”
“ya”
“hahahahahha ha” aku tertawa
sekuat mungkin yang bisa disaksikan oleh mereka lewat jendela.
“kris.. hahahhaha.. teman kalian
siapa tadi? Kris?”
“kau kenapa kris”
“kalian masih ingat ini?”
Ku coba
mengeluarkan benda kecil dalam saku ku dan memutarkan bagian bawahnya. Ku lihat mereka melihat coret-coret yang ku
tulis di jendela ruangan ini. dan pada coretan terakhir..
“apa??? kris jangan bilang.. kalau
ka-kau..”
“kau ingat?”
“tapi.. kau.. kan..”
“sudah lama kita tidak berjumpa
sobat”
“tidak… jadi kau”
“tao..kau tau bagaimana rasanya?”
“kris ku mohon ja-“
“DIIIAAMMM”
“kris kita ini kan-“
“kris,kris,kris. Kalian..
aarrgghhh”
“apa ini? kris kenapa ada cairan
di seluruh ruangan ini?”
“diam lah, dan nikmatilah”
Ku lihat
aksi-aksi brutal mereka yang ingin keluar dari ruangan tersebut. ada yang hanya
menangis pengharapan, ada yang mengeluarkan kata-kata abjad yang tidak tertata,
dan ada yang memohon akan masa lalunya.
“kris”
“lihat lah ini”
Ku tunjukkan sebuah benda kecil
berbentuk persegi.
“apa itu”
“menurutmu”
“korek”
“selamat menik mati”
"tapi kri-“
BEEP
ku matikan telepon ini dan mulai memutar bola kecil di samping benda persegi yang ku pegang dan melemparnya ketempat sasaran ku.
“malam yang sangat mengasyikkan “ ucapku sambil beranjak pergi dari tempat tersebut.
Ku lempar sembarangan tas yang ku bawa sejak
tadi ke tempat terkutuk yang sudah ku binasakan.
“HAHAHAHAHA” tawa ku.
Ku coba
berjalan dan meraih sebuah bingkai foto yang terpampang jelas di atas mejaku.
“hanna” ucapku mengelus lembut
foto tersebut dan meletakkannya kembali.
Ku tutup
jendela rumah ku dan tidak lupa mengunci pintu. Ku ambil secangkir minuman dan
sepiring makanan. Ku bawa keduanya sebuah ruangan didalam rumah ku.
CIIEETTTT
“hai chagia” sapa ku padanya
Ku coba
mendekat pada sesosok orang yang begitu ku cintai. Ku elus lembut rambutnya dan
tak lupa mengecup pelan keningnya.
“apa kau merindukan ku?”
Ku sentuh wajahnya yang indah. Dan
tangannya yang lentik..
“kau begitu sempurna”
Ku tarik
sebuah kursi dan menggeserkannya mendekat pada wanita ku. ku pandangan wajahnya
tiada henti. Ku lihat kedua bola matanya yang indah itu bergerak, itu pertanda
dia akan bangun. Dengan segera aku mengembil benda yang ku bawa tadi untuknya.
“kau sudah
bangun?” Tanya ku saat mata bulatnya menatapku ku coba mendekat dan duduk tepat
disebelahnya. Ku sentuh kembali wajahnya yang selalu menggugah hatiku,
jemari-jemariku mulai terhenti saat menyentuh benda yang melengket di bibir
indahnya.
“arggghh.. tidak-tidak.. kenapa
ada disini huh!!!” teriakku padanya
Ku tarik benda tersebut dengan
pelan untuk mencoba membukanya
“keindahan mu akan hilang, kenapa
kau letak ini di bibir indah mu huh!!” ucapku saat sudah membuka benda tersebut
dari bibirnya
“kau tau.. itu akan merusak
keindahan wajah mu. Kau itu huh!!”
PLLAAKKK
Hening….
“hiks…. Hikss…”
Ku dengar dia menangis..
“hanna”
Dia menangis, ku coba mendekat
kembali padanya dan mengelus lembt pipinya.
“mianhae”
Ucapku sambil memeluknya dalam
dekapanku.
“mianhae hanna. saranghae”
“kris”
“ne,hanna”
“tolong hentikan semua ini”
Ku lepas dia dalam dekapan ku. apa
yang dia bilang? Hentikan.
“apa maksud mu hanna”
“hentikan semua ini kris”
“aku sudah setengah jalan hanna”
“ini salah kris”
“DIIIAAAMMMM”
Ku coba mendekat dan menarik
rambutnya dengan tangan ku
“diamlah,
kau hanya perlu duduk disini saja. Menunggu aku pulang. Yang mengerjakan ini
semua dalah aku. Kau tau siapa? AKU. Hahahahahah”
“kau mencintai ku kan?”
“tentu saja. Kau tau berapa lama
aku mengejar mu?”
“aku tau”
“kau tidak tau”
“kris”
“HENTIKAN!!!Kenapa kau terus
memanggilku kris. KRIS”
“kenapa kris… kenapa harus seperti
in kau buat mereka”
“DIAM LAH. Dan makan yang ku bawa
itu”Ucapku dihadapannya
“tapi kau mengikat kedua kaki dan
tangan ku”
“itu salah mu yang mau lari dari
ku. kau itu milikku, kau dengar huh!”
“kris”
“kau tidak bisa diam ya”
Ku coba mendekat padanya lagi dan
mulai mengeluarkan sebuah benda bulat dan menarik ujungnya
“tidak.. kris.. kris.. ku mohon
jangan”
“kau harus diam”
Ku letak benda lengket tersebut
tepat di bibirnya.
“seharusnya kau jangan begini
chagia” ucapku mengelus lembut pipinya.
Ku lihat dia memberontak dan
manatap mataku intens. Ku coba berdiri dan pergi meninggalkannya.
“jaljayeo chagia” ucapku mengecup
keningnya
Kini ku
duduk di ruang tengah. Memegang sebuah kertas berita pagi ini. mencari sebuah
penggalan cerita yang memuaskan ku.
“ini dia” ucapku saat menemukan
halamanya
Tidak ada yangtidak mengasyikkan
selain membaca berita pagi ini, berit yang ku tunggu tentang sekolah ku.
‘apa kau menyukainya teman?’
“hahahha”
2 komentar:
Suamiku Mati,, TT__TT
#pundung_si_pojok_kelas
hihihi.. mian :D
Posting Komentar