“kris
kau ingat ini hari apa?”
“kamis?”
“ini
hari terakhirmu mencari pasangan”
“jinja?”
“jangan
berpura-pura. Tepat tengah malam, bawa seorang wanita tepat di lingkaran suci”
Kemudian
eomma pergi setelah mengecup hangat keningku.
Siapa
pasangan ku?
“arrgggghhh”
aku meraung frustasi.
Ku
coba berjalan dan berfikir mencari jalan keluar sebelum tengah malam, wanita
mana yang mau ku jadikan pasangan ku? aku juga tidak mau memilih sembarang. Ku
tendang setiap botol yang ku jumpai di setiap jalan. Dan tanpa sadar aku
sekarang sudah di tengah kota kehidupan manusia.
“aish..
kenapa bisa aku disini? Apa karena aku keseringan?”
Pandangan
ku kini terfokus pada salah satu wanita yang tengah berlari kecil memasuki
sebuah toko. Alisku sedikit bertautan saat membaca nama toko tersebut. tapi
saat ku mau memasukkinya, wanita itu malah keluar dan pergi menjauh dariku.
‘mau
kemana dia?’
Ku
lihat banyak orang-orang di daerah ini, menata bunga, menata bangku dan tak
lupa menghias taman ini.
‘untuk
apa dia kemari?’
Ku
lihat dia akan memasuki sebuah kamar di salah satu ruangan ini. sebelum itu dia
berpelukan dengan seorang.
‘namja?’
Dia
tersenyum dan namja itu berkali-kali mencium tangannya.
‘siapa
namja itu? berani sekali dia menyentuh nya?’
Mataku
memanas saat mereka berpelukkan.
Tiba-tiba seorang wanita memanggil dan membuat wanita itu masuk kedalam
kamar. cukup lama aku menunggu, hingga terakhir mataku membulat.
“linka”
gumamku berkali-kali
Apa
aku tidak salah, linka memakai baju pengantin. Tapi untuk apa? apa dia akan
menikah?
Ku
lihat sang pria berjalan di taman dengan pakaian tuksedo nya. Sesekali
tamu-tamu berbicara kepadanya. Mataku tetap mengarah lurus tepat pada sang
wanita yang tengah di hiasi rambutnya dengan bunga-bunga yang cantik.
“ini
tidak boleh terjadi”
Aku
turun dari persembunyianku, dan berjalan menuju pintu neraka dalam duniaku.
TOK
TOK TOK
“sebentar”
CIEETT
Ku
lihat seorang wanita gemuk melihat ku tidak berkdip.
“ka-kau.
Si-siapa?”
“aku
temannya linka”
“oh..
haha linka ya.”
“siapa?”Tanya
seorang wanita dari dalam ruangan
“ini
ada seorang namja tampan ingin bertemu dengan mu linka”
Ku
lihat dia berdiri dan menghampiriku.
“kris”
Aku
tatap dia dengan wajah yang tersenyum.
“hey,
kau mau menikah?”
“maaf,
aku tidak cerita”
“..”
“maaf..
bisakah kalian meninggalkan ku dengan kris. Ada yang ingin ku bicarakan
dengannya”pintanya kepada orang-orang yang memenuhi ruangan ini. Ku lihat satu
–persatu wanita di ruangan ini keluar dan meninggalkan aku dan linka.
“kris”
“kau
akan menikah?”
“ne”
“..”
“aku
tau aku salah, maaf tidak cerita padamu. Walau pertemuan kita singkat, setidaknya
kita sudah berteman.”
Aku
hanya tetap menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk ku jelaskan.
“kris,
bagaimana menurut mu? Ini gaun pilihan ku”
“cantik”
“jinja-yeo?
Ah, gomawo”
Ku
lihat dia tersenyum bahagia dan sesekali ku lihat dia berkaca.
“kris,
apa kau datang membawa hadiah?”
“hadiah?”
“ne,
aku akan menikah. Kau tidak memberiku hadiah?” Tanya linka manja.
“tentu
saja, aku membawa hadiah”
“apa
itu?”
“tapi
ada satu syarat”
“apa?”
“tutuplah
kedua matamu. Jangan di buka saat ku suruh, bagaimana?”
Ku
lihat dia terdiam cukup lama hingga anggukan pelan keluar darinya. Ku lihat dia
mulai menutup mata dan menariknya dalam pelukanku.
‘mianhae
linka’ lirih batinku.
(skip)
“eomma
aku mencintainya”
“kau
tau larangan untuk kaum kita”
“ku
mohon eomma, dia harus menjadi milikku. Dia takdirku “
“siapa
yang mengatakan?”
“dewa
angin. Dia menuntunku kepadanya”
“kris”
“Malam
ini adalah jawaban untuk ku”.
CIIEETTTTT
Ku
buka pintu ruang suci di rumahku. Dapat tercium aroma lilin yang terpasang di
setiap sudut ruangan. Dan aroma kelopak mawar merah yang segar. Ku sentuh tubuh
seorang wanita yang sangat familiar untuk ku kenali.
“linka”
bisikku pelan
“ne”
“jangan
dibuka matanya sebelum ku suruh ya”
“ne”
Masih
dengan pakaian pengantinnya. Ku peluk tubuhnya dari belakang, Kupegang tubuhnya
dan mulai meraih leher mulusnya.
“mianhae
linka”
“kris,
apa yang kau lakukan?” Tanya linka menyentuh tangan ku.
“mianhae”
“kris..”
“sarranghae”
“KRIIISSSSSSS!!!”
Teriakan
melingking itu menyeruak ketelingaku saat tusukan kecil dari kedua gigiku lolos
menyentuhnya. Ku tutup dengan cepat bibir mungilnya saat teriakan itu semakin
melengking ketika ku memperdalam taringku memasukii kenikmatan. Terasa manis
itu muncul, terasa sedikit basah menyentuh tangan ku.
‘dia
menangis’
Gerhana
bulan malam ini menjadi saksi akan ritual perubahan jiwa seorang wanita yang
sangat ingin ku miliki dengan cara paksa. Mianhae linka, kau harus jadi milikku
untuk SELAMANYA
Tobe continue
1 komentar:
lanjut,,, >,,,<
Posting Komentar