RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Red Rose (Chapter 11)



Hari ini, eomma mendatangi kamarku. Dan mengatakan satu hal yang sudah ku lupakan.

“kris kau ingat ini hari apa?”
“kamis?”
“ini hari terakhirmu mencari pasangan”
“jinja?”
“jangan berpura-pura. Tepat tengah malam, bawa seorang wanita tepat di lingkaran suci”

Kemudian eomma pergi setelah mengecup hangat keningku.
Siapa pasangan ku?

“arrgggghhh” aku meraung frustasi.

Ku coba berjalan dan berfikir mencari jalan keluar sebelum tengah malam, wanita mana yang mau ku jadikan pasangan ku? aku juga tidak mau memilih sembarang. Ku tendang setiap botol yang ku jumpai di setiap jalan. Dan tanpa sadar aku sekarang sudah di tengah kota kehidupan manusia.

“aish.. kenapa bisa aku disini? Apa karena aku keseringan?”

Pandangan ku kini terfokus pada salah satu wanita yang tengah berlari kecil memasuki sebuah toko. Alisku sedikit bertautan saat membaca nama toko tersebut. tapi saat ku mau memasukkinya, wanita itu malah keluar dan pergi menjauh dariku.

‘mau kemana dia?’

Ku lihat banyak orang-orang di daerah ini, menata bunga, menata bangku dan tak lupa menghias taman ini.

‘untuk apa dia kemari?’

Ku lihat dia akan memasuki sebuah kamar di salah satu ruangan ini. sebelum itu dia berpelukan dengan seorang.

‘namja?’

Dia tersenyum dan namja itu berkali-kali mencium tangannya.

‘siapa namja itu? berani sekali dia menyentuh nya?’

Mataku memanas saat mereka berpelukkan.  Tiba-tiba seorang wanita memanggil dan membuat wanita itu masuk kedalam kamar. cukup lama aku menunggu, hingga terakhir mataku membulat.

“linka” gumamku berkali-kali

Apa aku tidak salah, linka memakai baju pengantin. Tapi untuk apa? apa dia akan menikah?
Ku lihat sang pria berjalan di taman dengan pakaian tuksedo nya. Sesekali tamu-tamu berbicara kepadanya. Mataku tetap mengarah lurus tepat pada sang wanita yang tengah di hiasi rambutnya dengan bunga-bunga yang cantik.

“ini tidak boleh terjadi”

Aku turun dari persembunyianku, dan berjalan menuju pintu neraka dalam duniaku.




TOK TOK TOK

“sebentar”

CIEETT

Ku lihat seorang wanita gemuk melihat ku tidak berkdip.

“ka-kau. Si-siapa?”
“aku temannya linka”
“oh.. haha linka ya.”
“siapa?”Tanya seorang wanita dari dalam ruangan
“ini ada seorang namja tampan ingin bertemu dengan mu linka”

Ku lihat dia berdiri dan menghampiriku.

“kris”

Aku tatap dia dengan wajah yang tersenyum.

“hey, kau mau menikah?”
“maaf, aku tidak cerita”
“..”
“maaf.. bisakah kalian meninggalkan ku dengan kris. Ada yang ingin ku bicarakan dengannya”pintanya kepada orang-orang yang memenuhi ruangan ini. Ku lihat satu –persatu wanita di ruangan ini keluar dan meninggalkan aku dan linka.
“kris”
“kau akan menikah?”
“ne”
“..”
“aku tau aku salah, maaf tidak cerita padamu. Walau pertemuan kita singkat, setidaknya kita sudah berteman.”

Aku hanya tetap menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk ku jelaskan.

“kris, bagaimana menurut mu? Ini gaun pilihan ku”
“cantik”
“jinja-yeo? Ah, gomawo”

Ku lihat dia tersenyum bahagia dan sesekali ku lihat dia berkaca.

“kris, apa kau datang membawa hadiah?”
“hadiah?”
“ne, aku akan menikah. Kau tidak memberiku hadiah?” Tanya linka manja.
“tentu saja, aku membawa hadiah”
“apa itu?”
“tapi ada satu syarat”
“apa?”
“tutuplah kedua matamu. Jangan di buka saat ku suruh, bagaimana?”

Ku lihat dia terdiam cukup lama hingga anggukan pelan keluar darinya. Ku lihat dia mulai menutup mata dan menariknya dalam pelukanku.

‘mianhae linka’ lirih batinku.





(skip)
“eomma aku mencintainya”
“kau tau larangan untuk kaum kita”
“ku mohon eomma, dia harus menjadi milikku. Dia takdirku “
“siapa yang mengatakan?”
“dewa angin. Dia menuntunku kepadanya”
“kris”
“Malam ini adalah jawaban untuk ku”.



CIIEETTTTT

Ku buka pintu ruang suci di rumahku. Dapat tercium aroma lilin yang terpasang di setiap sudut ruangan. Dan aroma kelopak mawar merah yang segar. Ku sentuh tubuh seorang wanita yang sangat familiar untuk ku kenali.

“linka” bisikku pelan
“ne”
“jangan dibuka matanya sebelum ku suruh ya”
“ne”

Masih dengan pakaian pengantinnya. Ku peluk tubuhnya dari belakang, Kupegang tubuhnya dan mulai meraih leher mulusnya.

“mianhae linka”
“kris, apa yang kau lakukan?” Tanya linka menyentuh tangan ku.
“mianhae”
“kris..”
“sarranghae”
“KRIIISSSSSSS!!!”

Teriakan melingking itu menyeruak ketelingaku saat tusukan kecil dari kedua gigiku lolos menyentuhnya. Ku tutup dengan cepat bibir mungilnya saat teriakan itu semakin melengking ketika ku memperdalam taringku memasukii kenikmatan. Terasa manis itu muncul, terasa sedikit basah menyentuh tangan ku.

‘dia menangis’

Gerhana bulan malam ini menjadi saksi akan ritual perubahan jiwa seorang wanita yang sangat ingin ku miliki dengan cara paksa. Mianhae linka, kau harus jadi milikku untuk SELAMANYA
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lanjut,,, >,,,<

Posting Komentar