RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Red Rose (chapter 13)



Sosok wanita itu perlahan pergi dari hadapanku. Setelah mengeluarkan kata yang mengejutkan. Itu tidak mungkin, semua kata dari ya itu pastilah bohong.

“apa yang kau lakukan disini?”

Suara itu.

Aku tau siapa pemiliknya.

“kris”
“ku dengar dari linka, kau mencari ku”

Ku pandangi sosok namja dihadapanku ini. masih tetap sama, seperti awal pertama melihat ku. memandang lurus kedalam mataku.

“kris?”

Dia hanya diam tidak bergeming, dengan posisi berdiri yang tak jauh dariku. Dia masih memandang ku sama.

“kris, apa kau mengingat ku?”
“ne”
“bukankah kau..”
“eomma, menstabilkan ingatanku. Sedikit”

sedikit? Setidaknya itu mengingatkan nya kepadaku’

apa itu benar? Apakah yang dikatakan linka itu benar?”
“sica”

Aku mengambil langkah-langkah kecil mendekatinya.

“itu bohongkan, kris?”

Semakin lama jarak diantara kami semakin mengecil dengan langkah-langkah kaki ku.
Dan pada langkah terakhirku.

“itu pasti bohong” ucapku kembali saat posisiku hanya berjarak beberapa centimeter darinya.

Dia masih terdiam, dengan kedua bola matanya yang berwarana biru kemerahan. Mata itu, tetap memiliki pesona keindahan yang memikat.

“tidak bisakah kau menjadi milik ku?” ucapku memohon.
“tidak bisakah, hanya aku yang kau miliki” ucapku melemah
“ti-tidak bi-bisa kah, kau mencintai ku?” ucapku lirih hingga tanpa ku sadari cairan bening ini lolos begitu saja dari kedua pelupuk mata.
“kris” ucapku berkali-kali sambil memukul dada bidangnya.
“kris”

Ku peluk sosok namja di hadapanku ini. sedikit terasa gemuruh menjalar keseluruh tubuhku saat menyentuhnya.

‘aku merindukannya, sangat merindukannya’

Dia tidak bergeming, dia tidak membalas pelukanku. Dan dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari bibirnya.

“kris”

Aku mempererat pelukan ini. hanya ingin menyampaikan hasrat di dalam diriku yang selama ini meraung memintanya kembali. Setidaknya ini mengobatiku. Tapi ku rasa ini salah.
Ini bukan sekedar, hanya menyentuhnya. Hanya memeluknya atau hanya sekedar memanggilnya. Tidak puas untu ku. yang ku tau sekarang aku menginginkan…..

lebih’

Aku tidak tau kalau sedekat ini sulit untuk mengontrol diriku. Dari dekapan ku kini posisi berubah menjadi aku menarik tengkuk lehernya. Memperdalam pandangan nya terhadap ku, setidaknya dia harus tau sedalam apa cintaku kepadanya. Semakin lama terasa hembusan nafasnya menyentuh pipiku, aromanya semakin terasa, aromanya semakin memikat. Aku tidak bisa berhenti, aku tidak bisa melepaskannya.

Terasa sedikit menggebu dan gemuruh menjalar keseluruh tubuhku. Apa ini? reaksi ku sudah kelewatan pada batasnya. Aku semakin mendekatkan wajahnya hanya sekedar mengecup bibirnya. Apa itu salah? Saat sentuhan bibirku mendekatinya.

“sica”

Seperti bisikan, suaranya masih bisa ku dengar walau pelan.
Ku lihat posisi wajahnya sudah tidak miring lagi mengincar bibirku. Tapi sejajar dengan kedua bola mataku.

“kau tidak bisa memiliki ku, sica”

DEG’

Apa yang dia katakan?

Perlahan tangan ku merenggang dari tengkuk lehernya. Hingga akhirnya posisi kami menjadi sedikit jarak yang jauh.

“wae?” Tanya ku memberanikan diri.
“kau tau apa alasan ku”
“linka”

Ku lihat dia hanya terdiam dan sedikit menganggukkan kepalanya.

“tidak bisakah itu aku?”
“tidak”

Aku, kembali menangis. Air mata ini tidak bisa ku hentikan, mungkin ini adalah ungkapan kekecewaan ku.

“bukankah, dia… ya, dia si linka. Adalah wanita yang tidak mencintai mu”
“aku tau”

Apa? dia tau?

Dengan wajahnya yang datar, dia hanya menjawab  dengan entengnya.

“apa kau tidak lelah? Apa kau tidak kecewa? Apa kau tidak merasa sedikit kesakitan?”
“tidak”
“kau gila”
“ya, aku memang gila. Sangkin gilanya aku tidak bisa hidup tanpa wanita itu”
“wanita itu?”
“linka”
“CUKUP!!! Aku tidak mau mendengarnya.”
“kau juga harus tau sica, batasan di antara kita. Kau juga tidak bisa memiliki ku, walau linka tidak ada di dunia ini”
“aku tau, tapi aku tidak perduli”
“kau?”

Ku coba berjalan dalam ruangan ini, baru ku sadari ruangan apa yang kami tempati sekarang.

ruang suci’

 Secara spontan aku mengambil posisi di lingkaran suci. Dan kembali menghadap sosok namja yang sekarang tengah membulatkan kedua matanya.

“sica, apa yang kau lakukan di situ?”
“lihat lah nanti kris, aku sica vampire dari tingkat SLAVE. Akan memiliki dan hidup selamanya bersama MASTERnya yaitu KRIS. Aku bersumpah di dalam ruangan suci ini dan disaksikan oleh seluruh dewa. Aku akan menggunakan segala cara untuk mengubah jalan pikiran mu. Jika tidak, dengan tangan ku sendiri aku akan MEMBUNUHMU, KRIS. Tidak linka maupun wanita lain termasuk aku yang akan memiliki mu lagi. Itu SUMPAH KU”

BLUSSSSSHHHHH…

Seketika lilin-lilin di ruangan ini hidup dan mengeluarkan sedikit cairan yang menyelimuti lantai-lantai di seluruh ruangan rumah ini. cairan yang sedikit lengket dan berwarna bening , menyertai dari sumpahku dihadapan dewa.

Ku lihat kris berdiri pada posisinya yang mematung, ku coba mendekat padanya tapi..

“jangan sentuh dia”

Sedikit terasa seperti tamparan, ku lihat sosok yang berdiri di hadapan kris.

“linka”
 “tidakkah kau mendengar peringatan ku?”
“kau?”
“jika kau ingin membunuhnya, seperti sumpah mu sica. Maka kau harus berhadapan dengan ku”
Ucapnya dengan senyum evil.

Dengan sigap aku berdiri dan melihat sekilas sosok namja yang ingin ku miliki.

“kita lihat nanti”
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar