RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Mirror (chapter 1)



Ketukan pulpen, sedari tadi terdengar dalam ruangan kelas 12-A ini. Seorang namja yang tampak gusar sedari tadi terus memandang jam dinding yang tepat berada di hadapnnya. Namja tersebut tidak menyadari sedari tadi ada seorang namja yang duduk disudut dari tadi memerhatikannya.

*tet.. tet.. tet..* bel sekolah.

“akhirnya bunyi juga tuh bel” gumam namja tadi.

Dengan cepat dia menarik tasnya dan berlari pulang kerumahnya..

*jisoon prov*

Aku bingung dengan sikap sahabat ku akhir-akhir ini. Sejak kepindahan dia dirumah baru itu, dia semakin hari semakin aneh. Dia tak pernah mengijinkan aku masuk kedalam kamarnya, oh jangankan kekamar kerumahnya pun aku jarang diberi ijin datang. Sudah biasa kami selalu bersama sejak smp kami bersahabat. Tapi tingkahnya sekarang tak bisa ku pahami. Dia selalu ingin pulang cepat, dan lebih mengiginkan bediam diri dirumah atau lebih tepatnya di kamar.

Ku perhatikan dari tadi dia memandang jam dinding dihadapannya terus menerus. Kalau bisa, jam dinding itu meledak karena ditatap terus. Tiba-tiba bel pertanda pulang pun berbunyi, dengan cepat dia beranjak dari kursi dan menarik tasnya untuk pulang. Tanpa menunggu ku terlebih dahulu.
Biasanya kami selalu pergi dan pulang sama, karena rumah kami sekarang satu arah. Walau sedikit jauh dari rumah ku, dulu aku terpaksa memutar jalan untuk mengantarnya pulang terlebih dahulu.karena rumah kami berlainan arah. Itu lah aku, selalu mengutamakan sahabatku ini. Tapi, kini rumah kami sudah satu arah. dengan cepat aku mengejarnya.

“sehun… sehun-ah….sehun-ah..” teriak ku saat memanggilnya.

Dia terus berlari dan tidak menghiraukanku. Dengan langkah yang cepat ku samperin sahabat ku itu.

“eh.. huh.. huh.. she..sehun-ah.. huh.. huh..” panggil ku sedikit mengatur nafas karena berlari.
“eh.. jisoon, kau kenapa. Eoh?” Tanya nya
“aish kau ini. Aku dari tadi memanggil mu. Kau saja yang tidak dengar”
“hehehe.. mianhae… aku buru-buru.. aneyeong” pamitnya
“eh.. aku mau mengajak mu kerumah ku” pinta ku menahannya pergi.
“aku tidak bisa.. jisoon”
“kalau begitu.. aku yang akan kerumah mu, araseo?” jelasku
“eh,, tapi?”
“aku akan datang jam 3, aneyeong..” pamit ku, sebelum dia melarang ku lagi.

(skip)
Kini aku sudah di depan rumah sahabat ku. ku ketuk rumahnya, berharap kali ini aku harus tau apa yang menyebabkan sahabatku ini berubah belakangan ini.

*tok tok tok*

Ku ketuk pintu rumahnya.. dan muncullah seorang yeoja tengah tersenyum memandangku.

“eh, jisoon. Sudah lama ahjuma tidak bertemu dengan  mu”
“ne, ahjuma.. aneyeong… apa sehunnya ada?”
“oh.. sehun.. ada dikamarnya. Masuklah, kamarnya ada dilantai atas”
“ohh… baiklah… jisoon permisi dulu ya ahjuma…”
“ne,”

Dengan sigap kulangkahkan kaki ku menuju kamar sahabat ku. tiba-tiba kening ku mengkerut, dengan samar-samar ku mendengar suara familiar ditelingaku. Dengan cepat aku langkahkan kakiku kekamar sehun. Kini penasaranku semakin besar, mendengar suara sahabat ku. ku buka dengan pelan pintu kamar nya.

Ku buka sedikit pintunya, dan kini bisa ku lihat sahabat ku tengah memandang cermin dihadapannya. Cermin yang begitu besar. Dihias dengan bingkai-bingkai unik yang terukir disampingnya. Mata ku membulat dengan apa yang dilakukan sahabat ku.

DEG’

‘ada apa dengan mu sehun-ah. Apa ini yang membuatmu berubah?’ guamaku dalam hati.

Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar