RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Mirror (chapter 2)





Aku tetap terpakU melihat tingkah sahabat ku itu. dia membelai cermin dihadapannya, kadang sesekali dia mencium cermin tersebut. ‘apa sahabat ku ini tidak waras?’ batinku. Tanpa berfikir panjang ku buka suara untuk menghentikan aktifitasnya.

“sehun-ah” panggil ku lantang. Sontak itu membuatnya berhenti dan terkejut melihat kedatangan ku.
“neo.. ani, jisoon.. ap-apa yang ka-kau lakukan di-disini?” tanyanya terbata.

Dengan cepat dia mendorong tubuhku dan menutup pintu secara kasar.

BRRAK !!!

“tinggalkan aku sendiri” ucapnya sedikit berteriak.
“sehun-ah, apa yang terjadi padamu?” tanyaku lagi.
“tinggalkan aku sendiri jisoon” pintanya.

Dengan langkah gontai aku pulang kerumahku. Kurebahkan tubuhku diatas kasur, dan mulai memejamkan mata untuk berfikir sejenak dengan kejadian tadi. Aku tak habis fikir apa yang dilakukan sahabatku tadi sangat aneh.

“apa karena cermin besar itu?” Tanya ku sambil mengingat kejadian tadi.
“ahhh… tidak mungkin, ada apa dengan cermin itu?” gumamku penasaran.
“aku harus tau, apa yang menyebabkan dia seperti ini padaku?” jelasku lagi sebelum terlelap dalam tidur.

*jisoon prov end*

*sehun prov*
Ku atur nafas ku dengan normal. Kejadian tadi sontak bembuatku shok.

“bagaimana bisa jisoon, masuk kekamarku sembarangan?” Tanya ku sambil berfikir.
“dia tidak boleh tau rahasiaku, atau dia akan merebutnya dari ku” jelasku
“aku harus menjauhinya” jelasku lagi sambil memandang cermin besar dihadapanku.

*sehun prov end*

(Skip)
Langkah kaki seorang namja kini terdengar disalah satu koridor sekolah, dia berkeliling sekolah untuk mencari sahabatnya. Kini langkahnya terhenti saat berada di depan halaman sekolah.

*jisson prov*
Pagi ini ku cari sosok namja atau bisa ku sebut sahabat. Ya, dia sahabat ku tapi kini berubbah 180% hanya selama 3 minggu. Ku cari diseluruh koridor sekolah dia tidak ada. Kini langkahku terhenti di depan  halaman sekolah.
Sosoknya  yang keren tetap terpancar dari gayanya. Dialah sahabat ku OH SEHUN. Ku langkahkan kakiku mendekatinya. Tapi tunggu dulu….. dia melihatku dan kemudian dia berlari menjauhi ku . apa ini? Bukan menyapa atau tersenyum, dia berlari seperti melihat hantu kepadaku.
Dengan sigap aku pun ikut berlari mengejarnya. Tapi saat ku sudah dekat ingin menarik baju seragamnya. Tiba-tiba….

*tet.. tet.. tet…* suara bel masuk

Sungguh dia sangat berubah, dari awal pelajaran dimulai, hingga pulang sekolah ini pun dia tak memandangku.
Aku tak habis akal melihatnya, aku ingin sahabtaku yang dulu kembali. Saat ku melewati rumahnya, sepintas ide muncul dibenakku.

“ini pasti berhasil” gumamku.

*TINGTONG* bel rumah sehun

Dengan mantap aku memencet bel rumah sahabat ku, untuk menjalankan rencanaku.

“eh… jisoon, datang lagi ya? Mau ketemu sehun? Dia ada diatas, masuklah” tawar eommanya sehun.
“ahh.. ani ahjuma, hari ini aku ingin minta ijin pada ahjuma” pinta ku.
“ijin? Maksudnya”
“begini, eomma dan appa pergi keluar kota, jadi tinggal aku sendiri dirumah. Aku takut ahjuma, adi bolehkah aku menginap disini hanya untuk satu malam saja kok ahjuma” jelasku meminta.
“hahha… tentu saja jisoo, ahjuma sudah menganggapmu sebagai anak sendiri. Apalagi kau sahabatnya sehun. Ya sudah, kau tidur sama sehun saja.”
“gomaweo ahjuma. Emmm… jisoon pulang dulu mau ganti baju, nanti malam jisoon datang”
“baiklah, jangan sungkan. Ne? “
“ne.. gamsahamnida ahjuma, jeongmal gamsahamnida”
“ne.. hahaha”

Kini senyuman sukses terukir diwajahku. Dengan lancer aksiku kini sudah setangah berjalan. Aku pun mengganti bajuku dan bergegas pergi kerumah sahabatku.

*TING TONG*

“aneyeong ahjuma”
“ohh jisoon.. masuklah, sehun sudah tidur.  Pergilah langsung kekamarnya. Kau pasti sudah lelah kan?”
“ne, gamsahamnida ehuma”
“ne.. cepatlah tidur”
“ne”

Dengan sidap aku melangkahkan kaki ku menuju kamar sahabatku. Kini jantung ku berdegup sangat kencang saat ku mulaimeutar knop pintu kamarnya.

CIEETTTT !!! *suara pintu terbuka*

Kini bisa kulihat, sahabat ku kini tertidur pulas ditempat tidurnya. Ku edarkan pandanganku kesekeliling kamarnya. Dengan ornament-ornamen lampu hias dan tempelan-tempelan gambar karyanya menjadi hiasan kamar ini. Termasuk cermin besar terletak didinding kamarnya ini.
Ku lihat jendela kamar sahabatku ini.

“tebuka” gumamku saat melihat jendela kamarnya.

Karena ku tak ingin sahabatku sakit, dengan segera aku menutupnya. Karena jendelanya terbuka cahaya sinar bulan masuk kedalam kamarnya.
Ku percepat langkahku menuju jendela tersebut untuk segera menutupnya, tapi langkakhku terhenti didepan cermin besar ini.
Ku menoleh melihat cermin tersebut, dengan seketika tubuhku mematung. Mataku membulat akan tidak percaya apa yang aku lihat sekarang.

DEG’

Dia………

Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

KAk salah judul,,,, ini kan mirorr,, bukan memories,, >,<

Posting Komentar