Ku
ceritan semua yang ku ketahui tentang kris dan LINKA. Terlihat kedua matanya
yang membulat dan mulutnya sedikit terbuka dengan ceritaku. Aku penasaran apa
yang akan dilakukannya setelah mengetahui cerita ini secara detail.
“sica”
“emm”
“hanya
itu yang ku tau tentang mereka berdua, bagaimana pendapat mu?”
Ku
lihat dia sedikit berfkir kemudian berdiri secara spontan, ini membuat ku
kaget.
*lian
prov end*
*jesicca
prov*
“aku
mempunyai kesempatan”
Ku
lihat lian sedikit membulatkan matanya mendengar ucapanku. Ini sungguh jelas,
berarti hanya kris yang mencintai linka, sedangkan sang wanita. Dia belum tentu
menyukainya. Kenapa dia harus memilih sakit dari pada bahagia? Bukankah kris
itu bodoh? Ya itu perbuatan sia-sia.
“apa
maksud mu sica”
“aku
rasa, aku harus segera menumui kris”
Dengan
sigap aku berlari dan memasuki rumah untuk mencari sosok yang ingin ku temui.
Tapi,
tanpa mereka sadari. Dari kejauhan tampak seorang wanita berdiri melihat
mereka, tidak hanya itu sang wanita tersebut tau dan mendengar pembicaraan
mereka. Sedikit tersentak dengan cerita yang dia dengar. Diam-diam dia
menghilang dalam kegelapan.
(skip)
Ku
cari sosok namja tinggi, tapi dimana dia? Aku sudah lelah berkeliling di rumah
besar ini. tapi sosoknya tak dapat ku temui.
“dimana
kau?” gumamku pelan
“mencari
seseorang sica?”
Terdengar
suara asing di belakang ku. dengan sigap sosok asing itu terlihat wujudnya saat
ku berbalik.
“linka?”
“ne”
Dia
tersenyum? Ada apa dengan nya? Ku rasa hubungan kami tidak sedekat itu.
“kau
terlihat sibuk sica” ucapnya.
“ne,
aku mencari seseorang”
“kris?”
DEG’
Terasa
sedikit sakit saat nama itu keluar dari bibir nya. Mataku memanas, tapi harus
ku tahan.
“ne,
linka. Apa kau tau dimana dia?”
“ani-yeo”
“jinja?
Bukankah kau yeojachingu nya” ucapku sinis
“ne,
kau benar. Tapi aku tidak selalu mengatahui keberdaannya. Karena dia selalu
datang saat ku panggil”
Itu
sindiran? Atau ucapan pamer kepadaku.
Hey, ayolah. Kalau itu benar kau sukses membuat ku tersentuh. Karena sekarang
aku sangat cemburu dan marah dengan ucapannya.
“jangan
terlalu bangga linka”
“aku
tidak bangga”
“apa
kau senang terus-menerus di sisi seseorang yang tidak kau cintai?”
Ku
lihat dia terdiam, boleh aku tertawa. Dia sekarang kena balasan dariku.
“tentu
saja aku senang”
Apa?
apa dia gila?
“bagaimana
bisa? Yang ada kau hanya akan menyakitinya. Karena kau tidak menCINTAinya”
Dia
tersenyum LAGI.
“setidaknya
aku memiliki hatinya. Perlahan-lahan cinta itu datang dariku untuk nya. Walau
terlambat setidaknya rasa itu ada.”
“kau”
“sica,
setidaknya carilah namja lain”
“kau
mengancamku?”
“ne,”
“beraninya
kau”
“jangan
sentuh dia, jangan dekati dia. Karena aku tidak suka”
“kau”
“dia
adalah milikku, KRIS adalah milikku.”
Aku
mulai memanas dengan ucapannya. Dan semakin tidak terkendali. Ingin rasanya aku
mencekiknya sekarang juga.
“itu
tidak akan terjadi lagi linka”
“jika
tidak, maka yang memiliki dia selanjutnya bukan kau”
“apa
maksud mu”
“karena
kau tidak bisa memilikinya, walau kau mencoba 1000 cara di dunia ini”
“kenapa
tida?”
Ku
lihat dia mendekat dan mengeluarkan suara tepat di telingaku. Seperti bisikan
tajam, kalimat yang dia keluarkan sukses membuat ku membeku.
“ti-tidak
mung-kin, ini bohong. Kau linka pasti bohong”
“coba
saja tanyakan kepadanya”
Ini
mustahil, ini tidak mungkin. Aku tidak bisa bersamanya..
Karena
aku..
Tobe continue
2 komentar:
-_____-""
menunggu lagi... >,<
hehehe..
Posting Komentar