RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Black Wind (Chapter 2)



Bisa terlihat kalau dia menangis, kedua pipinya basah dan matanya menyipit.  Kenapa dia? Ada apa dengannya? Kini dia berlari melewatiku. Dan terhenti pada..

“namja  itu?”

Kenapa dia begitu-
Gumaman ku terhenti saat teriakan raungannya yang menyetuh daun telingaku.

“AAAPPPAAAA….”

Namja  itu… appa?
Ku lihat tubuhnya bergetar dan terlihat lemah. Kenapa ini? ada apa dengan ku? ku raba dada bagian kiriku.

“sakit?” ucapku.

Ku lihat lagi wanita tersebut. ada apa ini? ini apa? ada apa dengan ku?.

“siapa yeoja itu?”



(skip)
Ku coba perhatikan setiap kegiatannya. Giatannya? Ya dia, dia adalah wanita yang tidak ku ketahui siapa? Dan kenapa aku disini? Ku mohon kalian jangan bertanya. Karena aku juga tidak tau.  Dia termenung mengarah kejendela rumahnya. Apa aku gila? Ayolah. Biasanya jam segini aku sudah berkeliaran entah kemana. Sebelum pekerjaan ku datang secara tiba-tiba.
Kini ku lihat kembali krystal-krystal kecil melewati  wajah cantiknya. Dan kini…

“ap-apah.. in-iniihh..” raungku menyentuh dada.

Ku lihat lagi raut wajahnya. Kenapa dia? Satu lebih tepatnya. Siapa dia? Kenapa aku bisa bereaksi seperti ini?
Dengan cepat aku bergegas kelar dari ruangannya dan beranjak menjauh tak menghiraukannya. Tiba-tiba langkah ini terhenti saat satu sosok muncul dihadapanku.

DEG’

“dia..”

Terasa sedikit sentuhan lembut di pundakku.

“sudah lama tidak ketemu…. KAI”
“neo…”

Dia hanya tersenyum melewatiku. Ku coba berbalik dan melihat aksinya tapi seketika mataku membulat saat dia mengeluarkan sebuah benda dari sakunya..

‘dia.. jangan bilang kalau dia..’

SRREEEKKKK…

“sakit” gumamku saat menyentuh lantai.

Ku lihat matanya sedikit memerah melihat aksiku menyelamatkan wanta ini dari pedangnya.

“apa mau mu?” Tanya nya
“seharusnya aku yang bertanya. Bukankah dia belum saat nya?”
“huh! Terus aku harus melihat kemesraan kalian lagi huh!”
“apa maksud mu?”
“bukankah ada aku. kenapa harus kau temui yeoja ini lagi”
“apa sih yang kau bicarakan?”
“kita sudah berbeda alam dengan nya. Tak bisakah kau memandang ku?”
“hey.. sica? Kau ini ken-“ ucapan ku terpotong saat terdengar suara teriakan dari..

“AAKKKKKKKKKKHHHH..”

‘wanita ini’

Dia terlihat ketakutan dalam pelukanku, tentu saja dia tetap tidak bisa melihat ku. dia meronta dan berteriak kembali dan mencoba pergi dari ruangan  ini.
Ku lihat tubuhnya semakin lama semakin menghilang dari  pandangan ku.

“berhentilah melihatnya seperti itu”
“dan kau sica..”
“apa?”
“jelaskan pada ku ucapan mu tadi”

Ku lihat dia sedikit bingung.

“yang mana”
“tentang wanita itu, aku dan kau”
“ak-ak-aku..”
“siapa dia? Siapa wanita itu?”
“dia….”
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar