“namja itu?”
Kenapa dia begitu-
Gumaman ku terhenti saat teriakan raungannya yang menyetuh
daun telingaku.
“AAAPPPAAAA….”
Namja itu… appa?
Ku lihat tubuhnya bergetar dan terlihat lemah. Kenapa ini?
ada apa dengan ku? ku raba dada bagian kiriku.
“sakit?” ucapku.
Ku lihat lagi wanita tersebut. ada apa ini? ini apa? ada apa
dengan ku?.
“siapa yeoja itu?”
(skip)
Ku coba perhatikan setiap
kegiatannya. Giatannya? Ya dia, dia adalah wanita yang tidak ku ketahui siapa?
Dan kenapa aku disini? Ku mohon kalian jangan bertanya. Karena aku juga tidak
tau. Dia termenung mengarah kejendela
rumahnya. Apa aku gila? Ayolah. Biasanya jam segini aku sudah berkeliaran entah
kemana. Sebelum pekerjaan ku datang secara tiba-tiba.
Kini ku lihat kembali krystal-krystal kecil melewati wajah cantiknya. Dan kini…
“ap-apah.. in-iniihh..” raungku menyentuh dada.
Ku lihat lagi raut wajahnya. Kenapa dia? Satu lebih tepatnya.
Siapa dia? Kenapa aku bisa bereaksi seperti ini?
Dengan cepat aku bergegas kelar dari ruangannya dan beranjak
menjauh tak menghiraukannya. Tiba-tiba langkah ini terhenti saat satu sosok
muncul dihadapanku.
DEG’
“dia..”
Terasa sedikit sentuhan lembut di pundakku.
“sudah lama tidak ketemu…. KAI”
“neo…”
Dia hanya tersenyum melewatiku. Ku coba berbalik dan melihat
aksinya tapi seketika mataku membulat saat dia mengeluarkan sebuah benda dari
sakunya..
‘dia.. jangan bilang kalau dia..’
SRREEEKKKK…
“sakit” gumamku saat menyentuh lantai.
Ku lihat matanya sedikit memerah melihat aksiku
menyelamatkan wanta ini dari pedangnya.
“apa mau mu?” Tanya nya
“seharusnya aku yang bertanya. Bukankah dia belum saat nya?”
“huh! Terus aku harus melihat kemesraan kalian lagi huh!”
“apa maksud mu?”
“bukankah ada aku. kenapa harus kau temui yeoja ini lagi”
“apa sih yang kau bicarakan?”
“kita sudah berbeda alam dengan nya. Tak bisakah kau
memandang ku?”
“hey.. sica? Kau ini ken-“ ucapan ku terpotong saat
terdengar suara teriakan dari..
“AAKKKKKKKKKKHHHH..”
‘wanita ini’
Dia terlihat ketakutan dalam pelukanku, tentu saja dia tetap
tidak bisa melihat ku. dia meronta dan berteriak kembali dan mencoba pergi dari
ruangan ini.
Ku lihat tubuhnya semakin lama semakin menghilang dari pandangan ku.
“berhentilah melihatnya seperti itu”
“dan kau sica..”
“apa?”
“jelaskan pada ku ucapan mu tadi”
Ku lihat dia sedikit bingung.
“yang mana”
“tentang wanita itu, aku dan kau”
“ak-ak-aku..”
“siapa dia? Siapa wanita itu?”
“dia….”
Tobe continue
0 komentar:
Posting Komentar