RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Blood (chapter 5)




Aku ingin membuang semua perasaan ini. Ini semua membuatku lemah, aku benci mengakuinya. Tiap hari dia selalu dekat dengan ku, dia tau dimana ku berada. ‘apa dia menguntit ku?’ gumamku. Jika itu benar, maka dia telah masuk dalam dunia neraka. Apakah dia tau apa akibatnya? Taukah akhirnya?.

Malam ini begitu dingin, ku percepat langkah kaki menuju halte bis.

“ini begitu dingin” ucapku sambil menggigil.

Tapi kini ku rasakan sebuah kehangatan di tubuhku, kini ku memakai mantel. ‘mantel? Mantel siapa ini?’ batinku. Ku cari-cari orang di sekitarku dan binggo! Di sampingku tepat seorang namja tengah memamerkan sebuah senyuman sambil melihat ku.

“kau sudah hangatan eoh?” Tanya nya
“sejak kapan kau disini”
“dari tadi”
“bagaimana kau tau aku disini?” Tanya ku lagi
“aku tau dimanapun kau berada. Kalau aku tak tau, maka namaku bukan OH SE-HUN” jelasnya dengan penuh kebanggaan.
“ooohh.. “ jawabku.
“aku antar sampai apartement mu ya”  tawarnya.
“baiklah..”

Setelah lama kami turun di pemberhentian bis, kami pun berjalan menuju apartemenku. dia terus tersenyum dalam perjalanan. ‘apa dia gila?’ batinku karena dari tadi terus tersenyum, tapi kini dia berjalan sambil menggenggam tangan ku. aku terkejut…

“supaya kau hangat” jelasnya saat melihat ku terkejut atas perlakuan nya.

Tak terasa ternyata kami sudah sampai di depan apartementku.

“apa ini apartement mu eoh?” tanyanya
“ne. wae?”
“ahh. Ani.. cepatlah masuk, di luar sangat dingin”

“ne.. gamsahamnida karena sudah mau mengantarku” dan selamat datang di dunia ku.. ku perjelas lagi dalam batinku sambil tersenyum manis di hadapannya.
“ne.. baiklah aku pergi dulu. Aneyeong”
“aneyeong”

Kulangkahkan kaki kedalam kamar kesayanganku. Ku hidupkan komputer dan mulai mencari sebuah gambar,
“ini dia” jelasku saat menemukan gambar itu.
Kuprint gambar tersebut dan menempelkannya dalam sebuah dinding yang penuh dengan beberapa gambar. Ku tempel gambar tersebut dan melirik gambar-gambar di sampingnya, ada yang tercoret dan ada juga yang masih rapi belum ku beri tanda.

“you’re welcome oh sehun” jelasku sambil mengeluarkan senyum evil yang terpancar di wajahku.

Pagi ini, ku akan ke beberapa toko untuk membeli beberapa perlengkapan. Perlengkapan apa? Hahaha kita lihat saja nanti. Ku pakai pakaian yang simple dan tak lupa ku ambil sejumlah uang yang cukup banyak di salah satu bank kemarin.

Ku masuki jalan yang cukup ramai, ku edarkan pandangan ke sekitar mencari yang pas untuk rencanaku nanti. Ternyata dapat, toko itu menyediakan semua kebutuhanku. Pertamanya sih, pelayan itu trus bertanya untuk apa barang ini semua. Tapi setelah ku jelaskan panjang lebar, dia akhirnya menyerah dan membiarkan aku pergi. Kini aku pulang dengan selamat, huufff.

Kuletakkan semua barang-barang yang kubeli di lemari dan mentatanya dengan sedemikian rupa. Biar tidak ada yang curiga. ku ambil sebuah buku yang bersampul merah. Menulis dan mencoret, beberapa keperluan yang belum terpenuhi dan sudah terpenuhi. Kubalik kelembar yang baru dan menulis daftar yang akan menjadi target baru. Ku susun rencana sedemikian rapi sampai tak ada menyisa satupun yang akan terlewati. Tiba-tiba…

TING TONG *suara bel

‘siapa yang datang? Mengganggu aja’ gumamku kesal.
Kulangkahkan kaki ku menuju pintu dan saat ku buka.

“aneyeong linka” sapanya
“ada apa?” Tanya ku datar.
“aku mau masuk” dia masuk dan menerobosku begitu saja.
“linka apa, kau sudah sarapan? Aku tadi membawakan makanan dari cafĂ© ku. ini enak loh” jelasnya
“sudah… cepatlah. Apa yang kau inginkan sehun. Aku sedang tak ingin bertemu siapa pun hari ini” jawab ku.
“aishh.. sudah lah, aku letakkan makanan ini dulu ya di mangkuk mu. Oh ya, dimana dapurmu?”
“tu disana..” jawab ku datar

Dia pun segera kedapur dan mengambil beberapa mangkuk dan meletakkan makanan yang dia bawa.

“sehun… aku kekamar dulu ne, aku ganti baju dulu”
“ne, jangan lama-lama eoh? Nanti keburu dingin”
“ne, araseo”

Kini dengan segera ku ganti bajuku, saat ku buka pintu. Betapa terkejutnya aku, dia memegang buku rahasia ku. buku bersampul merah yang berisi semua rencana-rencana ku.

“se-sehun”  panggil ku
“linka… apa ini” Tanya nya
“aku bisa jelaskan sehun”
“kau… kau.. siapa kau sebenarnya linka?” Tanya nya lagi
“sehun”
“jelaskan padaku? Apa yang kau perbuat!!!” teriaknya
“aku bisa jelaskan” hanya itu yang terus terlontar dari mulutku.

To be continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar