RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Red Rose (Chapter 6)


Aku masih tidak bergerak melihatnya, sosok wanita ini masih diam melihatku. Perlahan dia mulai melangkahkan kaki-kakinya mendekat denganku. Sekarang bisa ku gambarkan bagaimana dirinya. Seorang wanita tinggi dengan kulit yang sedikit kecoklatan. Tetapi tetap terlihat manis, dan seksi. Dia menghentikan langkah kakinya dan berbisik di telinga kiriku.

“kenapa lama sekali?”

DEG’
Siapa dia?

“kau bingung? Ayolah masuk. Ini kan kamar mu, kenapa aku yang seperti pemilik kamar ini”

Aku masih bingung dengan sikapnya yang berubah- ubah. Tadi dingin, sekarang dia tersenyum santai dengan ku. seperti teman dekat dia membuat ku tidak bisa melakukan apa pun.

“hey, sica. Sekarang apa yang kau perbuat? Sehingga eomma menyuruhku turun tangan sendiri menangani mu?”
“ka-kau kenal aku?”
“kau tidak tau aku? akhh, aku tau. Kau belum punya pasangan makanya kekuatan mu belum bisa optimal”
“kau siapa”
“lian imnida, aku pasangannya dongsaeng kesayangan kris. Yaitu TAO”
“tao oppa”
“ne”
“kenapa eomma menyuruhmu turun tangan menangani ku. memangnya apa yang ku lakukan, sehingga eomma menyuruhmu?”
“yang kau lakukan adalah kesalahan besar. Sangat fatal dan bisa berakhir dengan pembantaian besar-besaran”
“mwo? Aku tidak melakukan apapun”
“KRIS”


DEG’

Dengan satu kata yang keluar dari mulutnya saja. Tubuhku bereaksi dengan cepat, terasa sedikit panas kurasa wajahku sedikit memerah.

“lihatlah, kau bereaksi sangat cepat” ucapnya kembali
“kenapa? Memang apa yang salah dari kris? Kenapa kalian semua tidak suka aku dekat dengan kris?”
“karena dia sekarang dalam tahap halflife. Dan akan kembali sempurna nanti malam.”
“aku tidak mengerti maksudnya. Apa itu halflife? Kenapa hanya aku tidak boleh mendekatinya? Kalau dia halflife memangnya kenapa?”
“huh! Kau kira halflife itu menyenangkan? Seperti orang yang jiwanya mati. Tidak tau sosok objek pasangannya. Dan mengingat memori kebahagiannya.”
“dan kau tau, dia bisa saja bunuh diri karena frustasi dengan hallifenya” sambung lian


DEG’

Bunuh diri?

“kau terkejut? Makanya jangan bertindak sesuka mu saja sica. Semua itu ada konsekuensinya, dan kau pasti taukan apa hukuman bagi vampire yang merebut pasangan vampire lainnya?”


Terasa memanas dalam tubuhku, tapi ini terasa berbeda. Mataku sepertinya terbakar dan sedikit marah dengan ucapannya.

“kau marah? Karena tidak tau kris sudah punya pasangan. Sekarang akan ku jelaskan kepadamu, jika nanti malam berjalan dengan sempurna. Kris tidak akan melihat mu lagi, berbicara dengan mu lagi maupun melakukan kegiatan seperti kalian lakukan berdua”
“wae?”
“karena jiwanya sekarang kosong, tidak kah kau lihat pandangan matanya yang kosong melihat setiap orang. Itu menandakan jiwanya sedang kosong.  Jika nanti malam jiwanya menjadi sempurna dengan kembalinya pasangan kris. Kejadian kosong yang pernah dia lakukan,Tidak pernah menjadi ingatan yang penting lagi. Malah dia bisa tidak mengingat apapun yang pernah dia lakukan saat halflife”
“tidak mungkin”
“itu mungkin”



Ku lihat lian berdiri dan bergerak ingin keluar dari ruangan ku.

“lian”

Ku lihat sosok yang ku panggil berhenti.

“Apa kau tau siapa pasangan kris?”
“ne, wae?”
“aku harus membunuhnya”

Ku lihat lian membulatkan matanya dan tidak bergerak.

“jika aku tidak bisa memiliki kris, maka tidak seorang pun yang boleh memilikinya” gumamku kembali
“kau.. sica. Apa yang kau bicarakan?”
“jangan halangi aku lian..”
“hey sica”
“minggirlah ARRGGGGGGG….”


Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Cepat di posss,,, black wine jugak,,, :D
oiaa,, Blood juga

Unknown mengatakan...

haha... iya.. :D

Posting Komentar