RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Black Wind (Chapter 3)



Ku lihat tubuh sica memudar dari pandangan ku..

“maaf kan aku kai”
“hey.. sica.. jelask-“ ucapan ku terputus saat tubuhnya menghilang dari pandangan ku.


(skip)
Ku coba merapaikan sedikit tatanan rambut dan pakaian ku.

‘mari kita coba’ ucapku menatap bunga di hadapanku.

Kedua kaki ini terus berjalan menerobosi setiap orang yang berlalu lalang di kota besar ini. 

‘dimana dia?’ gumamku. Jika sica tidak bisa memberitahukannya, maka aku sendiri yang turun tangan. Ku lihat seorang malaikat ah.. bukan bukan malaikat maksud ku wanita yang kulihat semalam.
Malaikat itu berdiri di pinggir jalan, walau pun ku tau dia manusia tapi tetap saja dia seperti malaikat.

‘terlalu indah’ ucapku sambil tersenyum memandang nya.



Tttiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttt…*suara jam

“sial” umpat ku

Kenapa harus sekarang huh! Ku lihat jam ku mengeluarkan warna kuning kemerahan. Ku coba mempercepat langkah kaki ku sebelum aku berubah total setidaknya bunga yang ku beli ini sampai ditangannya.
Terasa aroma farfum yang menusuk hidung ku. ‘inikah baunya’ gumam ku mendekati wanita tersebut. bau ini sangat familiar, bukan hanya sekedar bau. Tapi  bau ini membuat ku nyaman berada didekatnya.

“permisi..” ucapku
“ya..” jawabnya berbalik menghadapiku.
“hai.. ak-ak-aku.. ingin memberikan ini padamu” ucapku menyodori seikat bunga dihadapannya.

Ada yang aneh darinya, bukan tolakan atau sambutan yang kudapat. Tapi hanya keheningan, dia menatapku dengan 2 bola matanya yang indah. Tubuhnya mematung dan mulutnya sedikit terbuka. Apa aku segitu mempesonanya? Hehe..

“maaf.. hai.. kau tidak apa-apa?” Tanya ku
“k-ka-kau..”

DEG’

Dia….

‘Menangis?’ cairan bening itu lolos begitu saa dari pipinya. Hei, kenapa dia hoby sekali menangis?

“hey, kau kenapa menagis?” ucapku sedikit mendekatinya.

Dan ini membuatku terkejut lagi, saat ku mendekat dia mundur. Ku coba kembali mendekat tapi tetap saja dia mundur dan semakin terisak dalam tangisnya. Apa aku seburuk itu?
Dan saat dia berbalik untuk mengambil langkah menjauhi ku..

“HEI AWASS.. “ teriakku

TIIIIIIiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

Ku coba berlari mengejarnya dan Saat jemari ku akan menyentuh nya, saat itulah lingkaran merah muncul di sekitarku. Dan aku..

“sial” umpat ku melihat seluruh tubuhku…
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar