RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Memories (Chapter 5)

Kini ku buka kembali kedua mataku. Dan meraik nafas dalam-dalam. Kenapa aku bisa merasakan seperti dia..

Ku lihat di sudut lemariku seseorang tengah meringkuk memegang kedua lututnya. Ku coba bangkit dari tempat tidur tapi tidak bisa. Ku lihat bajuku yang berwarna putih hanya duduk tidak berbuat apapun.

Ku lihat wanita itu berdiri, terlihat jelas kalau dia itu sedang..

“menangis…”

Terlihat dua garis hitam lurus dari kedua puluk matanya. Mungkin celaknya luntur, dia mengobrak-abrik lemariku dan mengelurkan sebuah benda lurus memanjang. Itu kan…

“tali”

Untuk apa? Ku hanya diam seperti biasa. Dia berteriak sama seperti wanita yang terjun semalam. Dia meronta-ronta dan meminta tolong. Hey, aku tidak berbuat apa pun.

dia menarik kursi ku dan melilitkan tali itu di atas tiang di dalam kamar ku. tunggu dulu kenapa sekarang aku seperti..

“resale..”

Ku toleh wajahku kearah cermin..

DEG’

Aku… aku…

Dan..

BRRAAKK…

Kursi itu terjatuh dan terlihat jelas pemandangan tepat dihadapanku. Tubuhku membeku, tanganku gemetar. Mataku membulat.

Dia…

“gantung diri..”

Dengan posisi kepala memiring. Lidahnya terlihat keluar dan kedua mata melotot melihat ku….
Dan aku….

“kembali..” ucapku saat aku mengerjapkan kedua mataku .

Posisiku terduduk di lantai. dan mencoba berlari kearah cermin, ku raba wajah dan seluruh tubuh. Ini…

“aku.. ini aku.. bukan resale..”

Ku ambil kembali kembali buku yang tergeletak dilantai dan membukanya secara acak..

3 february, 1658
Tubuhku mengambang di dasar sungai. Aku terjun bebas dengan seorang pria yang berhasil membawa ku kabur dari keluargaku.”

Ini seperti di air terjun itu…. ku buka lagi lembar-lembar berikutnya..

16 april, 1658
Saudari wanitaku terjun bebas dari ruangan ayah…
Aku menjambaknya dan mendorongnya. Dia meronta-ronta dan berteriak…”

Tunggu dulu…..
Bukankah saat itu aku tidak berbuat apapun. Kenapa disini dia berinteraksi? Aku yakin saat itu aku hanya diam saja. Tidak menyentuhnya sedikitpun.

25 augt,1660
Ku simpul tari panjang ini. dan mengaitkannya di ruangan ku…
Ku ambil sebuah balok dan menghantamkannya ketubuh seorag wanita yang tengah tertidur pulas di ruang tengah…
Ku tarik tubuhnya dan menggantungkannya di  sebuah tali yang sudah ku siapkan….
Dia adalah saudariku…”

DEG’

Apa yang sebenarnya yang terjadi? Kenapa yang ku lihat berbeda dari yang tertulis…
Ku buka acak lagi dan terhenti pada sebuah lembar yang terhias indah….

3 nov, 1658
Ku tata indah gaun putih ini…
Bunga-bunga disematkan di setiap rambutku….
Ku lihat cincin yang mengkilau di jemari manis ku…
Aku sudah menikah dan hidup bersama…
‘VIAN’ “

Ini belum ku lihat. sebenarnya apa yang kau mau resale? Kenapa dari setiap tulisan terlihat kebohongan dari kenyataan? Atau kenyataan itu yang berbohong? Apa sebenarnya yang mau kau tunjukkan padaku?

“argghhhh” ku acak rambut

Kini ku coba berdiri dan meunujukkan liontin itu di cermin…

“I do…” ucapku..

Kenapa aku bicara seperti itu? aku kini menggunakan sebuah gaun putih dan.. hey, ini hari pernikahan

“resale”

Ku tatap pria disampingku. Dia tengah tersenyum, aku .. aku bisa melihatnya.. tapi kenapa? Wajah ini.. wajah pria ini begitu familiar untukku.

Kini kami berdua memasuki sebuah ruangan dan ruangan ini ku ketahui sebagai kamar asramaku. Apa aku menempati kamar mereka? Pria ini mulai mendekat dan terhenti tepat dihadapanku. Ada yang aneh darinya. Dia berhenti tak bergerak sedikit pun. Dia mematung.
Ada apa dengannya?

Mulutnya…
Mengeluarkan..

“darah..”

Dia memandangku berulang kali. Dan berakhir pada tubuhnya yang berjalan  mundur. Dia terjatuh berlutut dihadapanku.

“vi-vian”

Ku lihat kedua tangaku dan bajuku yang berlumuran darah. Ada apa ini? apa yang kulakukan?

“re-resa-resale..” dia mengucapkan sebuah nama…

Nama itu..

“resale” ucapnya lantang.

Tapi apa yang wanita ini lakukan. Dia mendekat kearah pria tersebut dan mulai…

BUG’

Oh tuhan, apa yang wanita ini lakukan? Dia menendang kepala pria ini sampai tersungkur. Apa wanita ini GILA …
Kini terlihat wanita ini mengambil sebuah pisau dari dalam lemari dan terhenti pada sebuah cermin.. dia menunjukkan kepada ku sebuah..

“senyuman”

Evil’

Dia membuka kasar ruangan ini dan masuk kedalam ruangan ini. tapi kali ini ada yang berbeda, jika biasanya aku berperan sebagai dirinya. Kali ini aku seperti seorang penonton yang dia tinggalkan di luar sebuah ruangan dan hanya melihatnya masuk.

“kau.. di luar saja” ucapnya lembut mendorong tubuhku di pintu.

di-dia.. bicara padaku…
ku lihat tubuhnya berbalik menghadapku menutup pintu sambil menunjukkan sebuah seringaian yang tidak bisa ku artikan.

BRRAAKK..

Terdengar teriakan, jeritan kesakitan. Dobrakan pintu dan pecahan-pecahan kaca di lantai…

CIIIEETTTTT,…

Dia kini mendekat padaku. Terhenti tepat dihadapanku…

“kau..” ucapnya…
“resale” tanyaku
“akan seperti mereka” ucapnya menyingkir dari hadapanku…

Dia berdiri tepat diebalakangku. Memegang kedua bahuku…
Ruangan itu.. ruangan yang baru saja dia masukin…
Seharusnya menjadi ruangan yang penuh kenangan untuknya. Kenapa menjadi tempat..

“pembantaian”
 
Tobe continue..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar