RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Black Wind (chater 1)



Belaian angin yang terus melewati setiap helai rambutku. ini terus terasa bersama langkah kaki ku yang melewati setiap rumah-rumah di kota ini. dengan setelan pakaian yang sederhana. Ku cari lingkaran merah dari setiap orang lingkaran biru yang melewatiku.

“dimana kau?” gumamku melihat sekeliling.

Warna biru… lingkaran biru yang selalu ku lihat. mereka belum saatnya….

Kini mataku mulai terbelalak saat kedua mata ini tertuju pada satu sosok.  Seutas lengkungan pun terpatri di bibirku…

“namja  itu..”

Saat langkah pertama ku pijaki..

“HEY AWAS!!”

DEG’

Kini tubuh ku sedikit terpental kebawah. Sebuah mobil melewati ku dan melaju sengat cepat…

“kau tidak apa-apa?”

Terasa sedikit sentuhan lembut dilengan kananku.
Siapa dia….
Ku perhatikan setiap helai rambut panjang yang menyentuh wajahnya….
Dengan hiasan mata besar dan bulu mata yang lentik, dia seperti…

“malaikat?”
 “mwo?”
“eh.. em.. mak-maksud-maksud ku…” kalimat ku terpotong saat sosok target ku menghilang ketika mataku menangkap sorot kedepan.
“ani…” gumamku bergegas pergi dan mencarinya.

Ku coba mempercepat langkah ini saat jam ditanganku memasuki lingkaran kuning kemerahan.

“sial” umpat ku.

Kini tubuhku tidak berbalut dengan pakaian manusia. Pakaian sederhana maupun pakaian yang baru saja ku kenakan tadi.
Kini langkahku terhenti pada satu sosok yang terduduk di sebuah taman. ku coba mendekat dan berdiri dihadapannya. Bisa ku lihat dia terkejut dan ketakutan. Tentu saja aku tidak heran dengan reaksi seperti ini. dengan pakaian hitam menyilang di tubuhku Dan terikat kesamping bagian bawahku.

“si-sia-siapa kau?” tanyanya seddikit bergertar.
 “sudah saatnya” jelasku

Kedua matanya terus tertuju pada lengan kananku.

“aku tidak menggunakannya, jika kau menurutiku”

Bisa terlihat dia takut dengan sebuah benda runcing nan besar di lengan kananku.

“ANDWEE…..” dia mulai berlari ketakutan.

Semua orang mulai aneh melihatnya yang terus berlari minta tolong dan menunjuk-nunjukku. Ada yang mengira dia gila tidak memperdulikannya. Ada juga yang melihatnya pilu karena dengan perlahan aku secara paksa harus menariknya.

“maafkan aku, sepertinya aku harus menggunakan cara ini”

Dengan perlahan ku angkat tongkat besar di tangan kananku dan menghempaskannya.

BRRRAAKKK.

Kini kerumunan orang-orang terlihat jelas olehku. Dari celah-celah kumpulan kaki, mengalir sungai kecil yang kental dan berbau amis. pada aksi terakhir ku lihat cahaya kuning itu terbang ketas dan meghilang di balik awan.

“akhirnya selesai”

Kini ku mulai mengedarkan pandangan ku mencari tempat dimana harus ku merubah wujud ini menjadi manusia. Tapi, langkah ku terhenti saat mata ini menangkap dua mata memandang intens padaku.
Ku coba memiringkan tubuhku kekiri ,kekanan dan kebelakang. Siapa yang dia lihat?
Jangan bilang kalau dia….

“aku?”

Tidak mungkin… ini mustahil..
Ku lihat baju yang ku kenakan. Masih sama, dan belum berubah…

Tapi, dia…

Kini tubuhnya bergetar dan ketakutan. Apa dia bisa melihatku? Ini mustahil. Akukan tidak bisa dilihat sama manusia sepertinya. Jika pun bisa, aku harus berubah menjadi manusia dahulu.
Kini kulihat tubuhnya semakin mendekat padaku. Dan berhenti tepat dihadapanku…
Wajah ini…

DEG’

“dia… yang tadi..”

Bisa terlihat dan ku kenali wajah ini. wanita ini…. dari jarak yang begitu dekat karena sekarang bisa ku rasakan hembusan nafasnya yang menyentuh pipiku. Dan kini mata ku kembali terbelalak saat dia mulai memiringkan sedikit wajahnya dan…

“dia…”
 
Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar