BRAAKKKKKKK
Mobil yang akan menabrak kami
seketika terpental tak menyentuhku. Banyak ku lihat orang yang berlalu lalang
heran dengan kejadian itu. dengan segera ku bawa wanita ini kepinggir dan
melanjutkan pekerjaan ku.
SRREEKKK
Seretan pedangku terdengar di lorong-lorong kota ini. dan
terhenti saat kedua mata tertuju pada lingkaran merah. ‘sudah saat nya’gumamku.
Saat pedang ini terangkat, saat itulah cairan kemerahan
mengolesi setiap senti dari benda tajam ini. kenapa harus dengan cara ini?
sebegitu burukkah sikap mereka?.
“kai” sebuah suara mengagetkanku.
“kai”
Saat ku berbalik..
“ahh.. kau sica”
“jelaskan padaku”
“apa yang harus ku jelaskan pada mu?”
“wanita itu”
“kenapa wanita itu?”
“kenapa kau menolongnya”
Langkah kaki ku terhenti saat kalimat itu lolos dari
bibirnya.
“jangan bilang kalau itu, rencana mu sica”
“iya, itu rencana ku. dari awal dan akhir”
“apa maksud mu?”
“dan ku harap kau jangan menolongnya lagi”
“apa maksud mu sica”
“sica.. hey SICAAAAA!!”
Teriakku saat melihat tubuhnya
menghilang LAGI. Apa ada kaitannya aku dan wanita itu? kenapa dia membuat ku
nyaman didekatnya.
(skip)
Kini aku muncul di hadapnnya,Sakit
itu terasa kembali saat cairan bening itu membasahi kedua pipinya. Tubuhnya
sedikit gemetar, ingin rasanya mendekapnya dalam pelukanku. Tapi apalah dayaku.
Aku juga punya batasan. Antara jarak dan dunia.
Aku terus duduk di sampinya,
memperhatikan kegiatannya. Ku lihat dia mulai bangkit dan mendekat pada rak
buku di rumahnya.
Sedikit acakan dia melempar setiap
buku di rak tersebut secara asal. Ada apa dengan wanita ini? dan kegiatan nya
terus berlangsung cukup lama hingga terhenti pada sebuah buku besar.
‘album?’ gumamku melihatnya
secara dekat.
Dia kembali menangis saat membuka
lembaran pertama.
‘kenapa dia?’
Dan terhenti pada lembaran
ketiga. Tangaisannya semakin memuncak, dia mengelus salah satu foto tersebut
dan mengeluarkan suara kecil dari sela-sela tangisannya.
“maaf.. maaf..” ucapnya lirih
‘kenapa dia harus minta maaf?’
gumamku kembali.
“maaf kan aku…”
Karena sedikit penasaran ku coba
mendekat kembali sekedar ingin tau foto yang di elusnya. Tapi langkah ku
terhenti saat ku melihat..
“maaf.. maaf kan aku….” lirih wanita ini kembali..
Ku melihat..
Foto itu..
Foto yang dielusnya..
Dan foto yang di tangisinya..
adalah…
“maaf kan aku… kai…” sambung
wanita itu..
‘AKU ?’
0 komentar:
Posting Komentar