“jiyeon-ah”
“n-ne”
“jiyeon”
“ne”
“jiyeon”
“ne”
“jiyeon-ah”
BRUKK
“Auwww..” ringis ku memegang
kepala
“kenapa kau memukul kepalaku
jiyeon” ringisku kembali
“kenapa kau terus menerus
memanggil namaku pabo”
“apa? pabo”
“ya, neo PABO-YA”
“yaakkk.. PARK JIYEON… mati
kau..”
Dari kejauhan tampak seseorang
yang tengah memperhatikan kegiatan kami, walau samar-samar sepertinya aku tau
siapa dia..
*sicha prov*
Bagaimana bisa? Bagaimana bisa
ingatan kai kembali?. Andwee.. ANDWEE.. tidak. Tidak boleh, tidak boleh begini.
Ku buka sebuah buku biru besar.
Ku lihat deretan nama-nama yang tidak ku kenal. Ku lihat sebuah nama yang
sangat familiar bagiku.
“Ini akhirnya PARK JIYEON”
Ku coret beberapa angka, dan
menutup buku tersebut.
*sicha prov end*
*jiyeon prov*
Apa aku bermimpi? Dia KAI. Yang
sudah 6 tahun tidak pernah ku lihat lagi. Kini dia dengan jelas dan nyata
berdiri di depanku. Terngah tersenyum dan tertawa padaku.
“kai-ya”
“emm”
“neo, selama ini tinggal dimana?”
“..”
“apa jauh ? apa kau tinggal di
luar kota? Emm? Atau, atau tinggal di luar negeri? Beri tau aku kai”
“…”
Ku lihat dia hanya tersenyum.
Sambil meminum menimumannya
“kai-ya”
“nanti kau akan tau sendiri
jiyeon-ah”
Kini suasana sedikit canggung,
mungkin karena kami sudah lama tidak bertemu. Tapi ada yang aneh darinya.
“jiyeon-ah” panggilnya
“ne, kai”
Dia hanya menatapku, dengan
ekspresi yang sulit ku jelaskan. Dia hanya melihatku seperti ketakutan. Bisa
kurasakan tangannya yang tengah menggenggam tangaku semakin menguat.
“kai.. sakit. Jangan kuat-kuat
menggenggam tanganku.”
Ku lihat dia mulai berkeringat
dan semakin menguatkan tangannya. Apa dia budeg ya? Aishh, tangan ku sakit.
“kai.. ak-“
Secara sepontan dia memelukku
erat.
“andwe… andwe jiyeon-ah”
Kenapa dia?
“kai kau kenapa?”
“shireo..”
*jiyeon prov end*
*kai prov*
Ku minum teh yang di buatkan
jiyeon untukku.
“kai-ya”
“emm”
“neo, selama ini tinggal dimana?”
“..”
“apa jauh ? apa kau tinggal di
luar kota? Emm? Atau, atau tinggal di luar negeri? Beri tau aku kai”
“…”
Apa yang harus ku jawab?? Ku
ambil lagi cangkir di hadapanku dan meminumnya untuk mengurangi gugup ku.
samar-samar tubuhku sepertinya berubah.
‘gawat’ gumamku dalam hati
Ku lihat jamku berubah warna,
sepertinya tugasku kini kembali datang. Kenapa harus saat seperti ini. perlahan
ku genggam tangan jiyeon.
Seketika mata ku membulat saat
melihatnya
“kai ak-“
Aku langsung memeluknya.
“andwe… andwe jiyeon-ah”
“kai kau kenapa?”
“shireo..”erang ku kembali
Tidak, kenapa ada lingkaran merah
di kepalanya. Ku lihat jam ku menuju kearahnya, bukankah ini tidak adil. Kenapa
harus kedua kalinya aku mengahadapi ini?
Ku eratkan kembali pelukanku
padanya, tapi kedua mata ku menangkap sosok yang lain yang tak jauh dari
posisiku .
“ne-neo”
Dia hanya tersenyum lirih
melihatku
Tobe continue
0 komentar:
Posting Komentar