RSS
IconIconIconIconFollow Me on Pinterest

Black Wind (Chapter 6)

Tanpa ku sadari aku menangis dalam pelukannya. Ya dia, wanita yang ku rindukan. Wanita yang ku cintai, kini aku tau siapa dia.

“jiyeon-ah”
“n-ne”
“jiyeon”
“ne”
“jiyeon”
“ne”
“jiyeon-ah”


BRUKK

“Auwww..” ringis ku memegang kepala
“kenapa kau memukul kepalaku jiyeon” ringisku kembali
“kenapa kau terus menerus memanggil namaku pabo”
“apa? pabo”
“ya, neo PABO-YA”
“yaakkk.. PARK JIYEON… mati kau..”


Dari kejauhan tampak seseorang yang tengah memperhatikan kegiatan kami, walau samar-samar sepertinya aku tau siapa dia..


*sicha prov*
Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ingatan kai kembali?. Andwee.. ANDWEE.. tidak. Tidak boleh, tidak boleh begini.
Ku buka sebuah buku biru besar. Ku lihat deretan nama-nama yang tidak ku kenal. Ku lihat sebuah nama yang sangat familiar bagiku.

“Ini akhirnya PARK JIYEON”

Ku coret beberapa angka, dan menutup buku tersebut.
*sicha prov end*

*jiyeon prov*
Apa aku bermimpi? Dia KAI. Yang sudah 6 tahun tidak pernah ku lihat lagi. Kini dia dengan jelas dan nyata berdiri di depanku. Terngah tersenyum dan tertawa padaku.

“kai-ya”
“emm”
“neo, selama ini tinggal dimana?”
“..”
“apa jauh ? apa kau tinggal di luar kota? Emm? Atau, atau tinggal di luar negeri? Beri tau aku kai”
“…”

Ku lihat dia hanya tersenyum. Sambil meminum menimumannya

“kai-ya”
“nanti kau akan tau sendiri jiyeon-ah”

Kini suasana sedikit canggung, mungkin karena kami sudah lama tidak bertemu. Tapi ada yang aneh darinya.

“jiyeon-ah” panggilnya
“ne, kai”

Dia hanya menatapku, dengan ekspresi yang sulit ku jelaskan. Dia hanya melihatku seperti ketakutan. Bisa kurasakan tangannya yang tengah menggenggam tangaku semakin menguat.

“kai.. sakit. Jangan kuat-kuat menggenggam tanganku.”

Ku lihat dia mulai berkeringat dan semakin menguatkan tangannya. Apa dia budeg ya? Aishh, tangan ku sakit.

“kai.. ak-“

Secara sepontan dia memelukku erat.

“andwe… andwe jiyeon-ah”

Kenapa dia?

“kai kau kenapa?”
“shireo..”
*jiyeon prov end*

*kai prov*
Ku minum teh yang di buatkan jiyeon untukku.

“kai-ya”
“emm”
“neo, selama ini tinggal dimana?”
“..”
“apa jauh ? apa kau tinggal di luar kota? Emm? Atau, atau tinggal di luar negeri? Beri tau aku kai”
“…”

Apa yang harus ku jawab?? Ku ambil lagi cangkir di hadapanku dan meminumnya untuk mengurangi gugup ku. samar-samar tubuhku sepertinya berubah.
‘gawat’ gumamku dalam hati

Ku lihat jamku berubah warna, sepertinya tugasku kini kembali datang. Kenapa harus saat seperti ini. perlahan ku genggam tangan jiyeon.
Seketika mata ku membulat saat melihatnya

“kai ak-“

Aku langsung memeluknya.

“andwe… andwe jiyeon-ah”
“kai kau kenapa?”
“shireo..”erang ku kembali

Tidak, kenapa ada lingkaran merah di kepalanya. Ku lihat jam ku menuju kearahnya, bukankah ini tidak adil. Kenapa harus kedua kalinya aku mengahadapi ini?
Ku eratkan kembali pelukanku padanya, tapi kedua mata ku menangkap sosok yang lain yang tak jauh dari posisiku .

“ne-neo”

Dia hanya tersenyum lirih melihatku

Tobe continue

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar